Malang, serayunusantara.com – Pada bulan Juni 2024, Kota Malang secara month to month (mtm) mengalami deflasi sebesar 0,36 persen. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Umar Sjaifudin, M.Si dalam Berita Resmi Statistik (BRS) Inflasi Bulan Juni, Senin (1/7/2024), seperti dilansir dari laman Pemkot Malang.
Umar menuturkan bahwa angka deflasi ini lebih rendah dibandingkan Jawa Timur (-0,37 persen) namun lebih tinggi dari daripada deflasi nasional (-0,08 persen). Komoditi yang memiliki andil besar pada turunnya Indeks Harga Konsumen (IHK) berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“Penyumbang utama deflasi pada Juni 2024 adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,37 persen. Komoditas yang memberikan andil deflasi besar adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, jeruk, bawang putih, telur ayam ras, cabai merah, beras, labu siam, dan pisang,” terangnya.
Baca Juga: Jangkau Masyarakat Jawa Tengah dan Timur, Kementerian ESDM Hadirkan Layanan Air Tanah di Kota Madiun
Bulan Juni yang kerap berbarengan dengan hari besar keagamaan seperti Idulfitri dan Iduladha, banyak komoditas bahan pangan yang memicu inflasi. Namun demikian, pada Juni tahun ini komoditas yang sebelumnya memberi andil pada inflasi, kini justru mendorong terjadinya deflasi di Kota Malang. “Kalau kita lihat bulan Juni tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Juni tahun ini merupakan deflasi satu-satunya dalam lima tahun terakhir,” tambahnya.
Sementara itu, secara year to date (ytd), inflasi Kota Malang sebesar 0,57 persen. “Ini adalah gabungan inflasi mulai Januari hingga Juni 2024 atau bisa dikatakan sebagai inflasi semester I. Tahun ini, inflasi kita lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang nilaianya sebesar 1,22 persen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Umar juga mengungkapkan bahwa secara year on year (yoy), Kota Malang mengalami inflasi sebesar 2,02 persen lebih rendah daripada tahun sebelumnya yakni 3,65 persen. (ari/yon)