Lahan yang ditanami tembakau di Kabupaten Blitar. (Foto: Serayu Nusantara)
Blitar, serayunusantara.com – Lahan di wilayah Kabupaten Blitar yang ditanami tembakau mengalami peningkatan. Kabar baik ini tentunya menjadi angin segar terhadap keberadaan komoditas unggulan di sektor perkebunan ini.
Peningkatan luas lahan yang semakin banyak ditanami tembakau ini tentu bukan tanpa alasan. Ada faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya intensitas hujan yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar Lukas Suprayitno mengatakan, pada 2022 lahan yang ditanami tembakau masih belum terlalu luas. Pasalnya tahun 2022 intensitas hujan yang mengguyur Bumi Penataran sangat tinggi, sehingga terjadi musim kemarau basah.
Meningkatnya lahan yang ditanami tembakau membuat pihaknya menjadi kewalahan. Sebab, semakin banyak permintaan benih tembakau yang diinginkan petani. Namun, dia tetap bersyukur komoditas tembakau bisa dikenal kembali oleh masyarakat.
Dari data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, pada tahun 2023 ini luas lahan yang ditanami tanaman tembakau meningkat dibandingkan tahun 2022. Sedangkan, saat ini ada sekitar 383 hektare lahan yang ditanami tembakau.
Tidak hanya itu, menurut Lukas, kini ada 5 tembakau dari Kabupaten Blitar yang berhasil go public. Hal itu membuat tembakau varietas tersebut semakin dikenali oleh masyarakat, kelimanya ialah tembakau varietas sedep, lulang, kenongo, kalituri dan mancung.
Kelima tembakau itu menyebar di 19 kecamatan di wilayah Kabupaten Blitar. Hanya ada tiga kecamatan yang tidak menjadi lokasi penyebaran kelima jenis tersebut, yakni Kecamatan Udanawu, Kesamben dan Selorejo.
“Hal seperti ini bisa jadi angin segar di saat tembakau selopuro saat ini hampir mati ditelan bumi,” katanya, Rabu, 27 Maret 2024.
Baca Juga: Penyuluh Pertanian di Kabupaten Blitar Diberi Bimbingan oleh Asesor Agar Dapat Sertifikasi
Menurut Lukas, awal mula keberadaan kelima tembakau itu sebelum go public berawal dari tembakau selopuro. Sesuai namanya, tembakau tersebut merupakan ciri khas dari Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar.
“Kami di Dinas Pertanian Kabupaten Blitar terus berupaya membangkitkan lagi tembakau selopuro dengan cara mendampingi dan memberikan bantuan benih kepada petani,” ungkapnya.
Lukas tidak menampik apabila selama ini penamaan tembakau selopuro sering disalahartikan banyak orang. Mereka menganggap varietas tersebut hanya bisa ditanam di Kecamatan Selopuro. Padahal tidak demikian.
“Tembakau varietas pada kenyataannya bisa ditanam di seluruh wilayah Kabupaten Blitar asalkan kondisi lahannya sesuai,” ujarnya.
Lukas berharap, semakin banyak petani yang berani menanam tembakau, mengingat kebutuhan akan komoditas yang satu ini tidak pernah surut oleh waktu.
“Pabrik rokok masih membutuhkan tembakau sebagai bahan baku, tentunya kebutuhannya juga masih besar bagi industri,” ungkapnya. (adv/jun)