Kadin Jatim Undang Pengusaha Thailand Berinvestasi di Dua Sektor Ini

Jatim, serayunusantara.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengajak pelaku bisnis Thailand untuk berinvestasi di sektor pengolahan tembaga dan hortikultura. Ajakan ini disampaikan dalam forum Business Matching antara pengusaha Jatim dan delegasi bisnis Thailand yang digelar baru-baru ini.

Delegasi Thailand yang terdiri dari 18 pengusaha, dipimpin oleh Thailand Board of Investment (BOI), hadir untuk mengeksplorasi peluang investasi di berbagai sektor. Fokus utamanya meliputi industri turunan tembaga, pengolahan hasil hortikultura, serta sektor lain seperti plastik, teknologi digital, konstruksi, energi terbarukan, otomotif, dan keuangan.

“Kami menyambut baik kedatangan delegasi Thailand. Ini adalah momentum penting untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua pihak,” ujar Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, dalam rilis resmi, Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, potensi kolaborasi di bidang hilirisasi tembaga sangat besar. Thailand selama ini menjadi salah satu tujuan ekspor tembaga dari Jatim, yang umumnya digunakan sebagai bahan baku industri. Adik menilai, alih-alih mengimpor bahan mentah, lebih baik Thailand membangun pabrik pengolahan di Jatim, seperti industri kabel atau elektronik.

“Freeport sudah memiliki smelter di Gresik dengan produk turunan berupa tembaga. Mengapa tidak sekalian membangun industri hilirnya di sini? Nilai tambahnya akan lebih tinggi, dan Thailand bisa menghemat biaya logistik,” jelasnya.

Baca Juga: Anggota DPRD Jatim Dorong Kolaborasi Pentahelix, Wujudkan Desa Tangguh Bencana

Selain tembaga, sektor hortikultura juga menjadi prioritas. Jatim memiliki produksi buah dan sayur melimpah, sementara Thailand unggul dalam teknologi pengolahan dan pengawetan hasil pertanian. “Thailand memiliki teknologi pengeringan buah dan sayur yang canggih. Jika digabungkan dengan bahan baku dari Jatim, potensinya sangat besar,” tambah Adik.

Berdasarkan data Kadin, ekspor nonmigas Jatim ke Thailand pada 2024 mencapai US$670,15 juta, naik 75,93% dari tahun sebelumnya. Komoditas utama meliputi tembaga, plastik, olahan daging, ikan, dan produk kimia. Sementara itu, impor nonmigas dari Thailand mencapai US$946,72 juta, didominasi plastik, gandum, gula, bahan kimia organik, dan mesin.

Sejak 2010 hingga triwulan I-2025, terdapat 49 proyek investasi Thailand di Jatim dengan total nilai US$72,18 juta, terutama di sektor makanan, kimia, logam, dan energi.

Adik mengajak investor Thailand memandang Jatim tidak hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai basis produksi dan ekspor regional. “Kami memiliki infrastruktur pelabuhan yang kuat, kawasan industri berkembang, serta bonus demografi. Jatim siap menjadi mitra utama Thailand di Indonesia Timur,” tegasnya.

Deputy Secretary General of Thailand BOI, Narucha Ruchupan, menyambut positif ajakan ini. Ia berharap forum ini dapat memperluas jaringan bisnis dan membuka peluang investasi lebih lanjut.

Baca Juga: Kerja Sama Dagang Jatim-Papua Barat Daya Raup Transaksi Rp506 Miliar

Acara dilanjutkan dengan sesi business matching, di mana pelaku usaha kedua negara berdiskusi langsung untuk menjajaki kerja sama distribusi, produksi bersama, hingga joint venture di sektor energi dan manufaktur.

“Kadin Jatim berharap pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bisnis nyata dan memperkuat posisi Jatim sebagai mitra strategis Thailand,” pungkas Adik. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *