Menteri ESDM Arifin Tasrif kunjungan langsung ke lokasi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (Foto: Kementerian ESDM RI)
Balikpapan, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian ESDM RI, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan terus menunjukkan kemajuan signifikan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas pengolahan kilang minyak di Indonesia. Kunjungan langsung ke lokasi proyek oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mempertegas komitmen pemerintah dalam mengawal kelancaran pelaksanaan proyek ini.
Dalam kunjungan tersebut, Arifin Tasrif menyaksikan langsung sejumlah unit produksi yang telah berhasil diselesaikan, termasuk unit Crude Distillation Unit (CDU) IV. CDU IV kini telah beroperasi normal, penyelesaian unit ini menjadikan Kilang Balikpapan sebagai kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina saat ini.
Arifin juga mengarahkan agar seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini selalu melakukan evaluasi dan mendukung kerja tim (teamwork) agar proyek dapat berjalan dengan baik. Menurutnya, komunikasi harus tetap terjaga dengan baik, dan setiap resiko yang mungkin terjadi harus diantisipasi dengan langkah-langkah yang tepat. “Kalau seandainya berlarut-larut, harus diantisipasi apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan, tentu saja semuanya harus memberikan masukan,” tegas Arifin di Balikpapan, Minggu (11/8).
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai USD7,4 miliar. Dari total tersebut, USD4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan USD3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA). Investasi ini mencerminkan besarnya skala proyek serta pentingnya peran proyek ini dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Salah satu tujuan utama dari proyek RDMP ini adalah meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Peningkatan kapasitas ini tidak hanya akan menambah produksi BBM nasional, tetapi juga meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan teknologi baru yang diterapkan, Kilang Balikpapan kini mampu memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5.
Dalam arahannya, Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi setiap kesulitan yang mungkin dihadapi ke depan. “Kita mengevaluasi, meng-highlight hal-hal krusial apa yang harus kita hadapi ke depan. Kesulitannya apa, kemampuan kita apa, bagaimana kita bisa mengatasinya, sehingga target bisa diselesaikan sebaik-baiknya,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa perlu ada perhitungan yang matang terkait cost expenditure yang dibutuhkan, agar proyek dapat selesai tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas.
Tingkatkan Kompleksitas Kilang
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan bahwa selain melakukan peningkatan kapasitas dan kualitas, proyek RDMP Balikpapan juga berdampak pada peningkatan kompleksitas kilang.
“Teknologi yang dikembangkan di Kilang Balikpapan kini mampu memproduksi BBM dengan kualitas setara Euro 5 dari yang sebelumnya hanya setara Euro 2. Setelah proyek RDMP selesai seluruhnya di tahun 2025, Nelson Complexity Index (NCI) Kilang Balikpapan akan meningkat jadi 8. Artinya, kilang Balikapan akan memiliki kemampuan memproduksi berbagai varian produk,” jelas Taufik.
Pengembangan proyek ini juga melibatkan pembangunan infrastruktur penunjang yang sangat penting. Salah satunya adalah penyelesaian proyek pipa gas sepanjang 78 km dari Senipah ke Balikpapan, dengan kapasitas maksimal 125 juta standar kaki kubik per hari. Pipa ini mengutamakan pemanfaatan sumber daya gas dalam negeri yang diproduksi oleh Pertamina Hulu Mahakam, sehingga Kilang Balikpapan dapat beroperasi dengan efisien tanpa membakar LPG, dan LPG dapat diekspor untuk kebutuhan masyarakat.
Proyek RDMP Balikpapan juga mencatat pencapaian penting lainnya, termasuk penyelesaian proyek Balikpapan Revamp sebagai tahap pertama RDMP. Beberapa unit yang telah selesai dimodifikasi meliputi penambahan Unit Pre-Flash Column, modifikasi Unit Crude Distillation Unit (CDU) IV, dan modifikasi Unit Hydrocracker HCU-A dan HCU-B. Selain itu, bagian utilitas proyek, seperti Plant Air and Instrument Air System, Gas Turbine Generator System, dan Utility Cooling Water System, juga sudah mulai dioperasikan.
Baca Juga: Kementerian ESDM Pastikan Akses Energi yang Terjangkau bagi Masyarakat
Proyek RDMP Balikpapan telah memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja lokal. Pada puncak pelaksanaan proyek, sekitar 24.000 pekerja terlibat dalam berbagai aspek konstruksi dan pengembangan. Proyek ini juga menunjukkan komitmen terhadap penggunaan bahan dan teknologi dalam neger, hingga saat ini Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) proyek RDMP Balikpapan telah mencapai 35%.
Proyek ini juga mencerminkan sinergi yang kuat antara berbagai subholding Pertamina, mulai dari subholding Gas Pertamina hingga subholding Commercial & Trading (C&T), yang semuanya berkontribusi pada kesuksesan proyek ini. Dengan berbagai pencapaian tersebut, RDMP Balikpapan diharapkan siap beroperasi penuh pada tahun 2025.***