Kemendikbudristek Salurkan Bantuan Pemerintah kepada 340 Komunitas Pegiat Literasi

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz dalam kegiatan Pembekalan Komunitas Literasi di Jakarta. (Foto: Kemendikbudristek RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendikbudristek RI, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra menyalurkan bantuan pemerintah kepada 340 komunitas pegiat literasi yang berasal dari seluruh Indonesia dalam kegiatan Pembekalan Komunitas Literasi. Pembekalan ini sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bahasa dalam upaya pembinaan dan pengembangan kebahasaan dan kesastraan di Indonesia, khususnya di bidang literasi.

Bantuan pemerintah tersebut diberikan langsung oleh Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, di Jakarta, Rabu (28/8). Setiap komunitas penggerak literasi memperoleh bantuan sebesar 50 juta rupiah yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan dan peningkatan budaya literasi di masyarakat. Program bantuan pemerintah bagi pegiat literasi ini, menurut Aminudin, merupakan wujud kehadiran pemerintah dalam pemberdayaan komunitas literasi yang telah berjasa dalam pembinaan masyarakat di bidang literasi.  Tujuan utama program ini adalah untuk membangun budaya literasi yang kuat dan meningkatkan akses terhadap sumber daya literasi.

”Sebagaimana kita ketahui, literasi telah menjadi salah satu program prioritas Presiden Republik Indonesia. Presiden menyebut bahwa revolusi mental membutuhkan peningkatan literasi masyarakat, dimulai dari wilayah pinggiran. Pada tahun ini, setelah melalui proses yang panjang, skema pembiayaan untuk membantu komunitas literasi dapat disetujui oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan,” jelas Aminudin.

Dalam pemberian bantuan ini, Aminudin menguraikan tiga prinsip utama yang harus diimplementasikan. Pertama, tepat sasaran, yakni bantuan hanya diberikan kepada komunitas yang benar-benar berhak menerimanya. Kedua, tepat aturan, yakni semua ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Bahasa harus dipatuhi oleh komunitas agar penyaluran bantuan dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga, tepat penggunaan, agar anggaran yang telah disusun dalam proposal tidak disalahgunakan atau tidak terealisasi dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hafidz Muksin, melaporkan bahwa sebanyak 1.352 komunitas pegiat literasi telah mendaftarkan diri pada Program Bantuan Pemerintah bagi Komunitas Literasi, tetapi hanya 846 komunitas saja yang mengunggah berkas. Hal tersebut, antara lain disebabkan oleh banyaknya komunitas literasi yang belum memiliki legalitas, portofolio, dan dokumen pendukung lainnya. Setelah melalui seleksi administrasi dan substansi terpilih 340 calon penerima bantuan.

Baca Juga: OSN SMA/MA 2024 Dibuka, Pentingnya Budaya Kompetisi bagi Penguatan Karakter Generasi Muda

Selain itu, Badan Bahasa juga memberikan pembekalan bagi seluruh calon penerima bantuan pemerintah yang dilaksanakan pada 27 s.d. 30 Agustus 2024 di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan komunitas dalam melakukan kegiatan agar sesuai dengan prinsip dan aturan yang berlaku dalam penggunaan anggaran dari pemerintah. Hafidz Muksin juga melaporkan bahwa para calon penerima bantuan pemerintah dibekali dengan aturan dan ketentuan administrasi oleh para Auditor dari Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, Direktorat Jendaral Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak dan Pejabat Pembuat Komitmen Badan Bahasa. Di samping itu, didampingi oleh Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Pusat untuk penyelarasan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan rencana anggaran biaya (RAB).

Komunitas pegiat literasi adalah kelompok masyarakat yang memiliki minat dan tujuan bersama terkait literasi masyarakat yang berfokus pada upaya meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi. Komunitas ini menjadi mitra Badan Bahasa dalam menciptakan lingkungan yang kaya akan sumber daya literasi, seperti buku-buku, artikel, majalah, dan bahan bacaan lainnya, terutama di daerah-daerah yang kekurangan fasilitas pendidikan. Kelompok ini pun terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti penyediaan buku, acara membaca bersama, pelatihan literasi, dan kampanye untuk mempromosikan pentingnya membaca.

Melalui berbagai program, Badan Bahasa terus mendorong pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan literasi. Baik berupa program komunitas, festival literasi, dan kegiatan lain yang melibatkan partisipasi masyarakat luas. Dalam upaya tersebut, Badan Bahasa bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan institusi pendidikan, untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan program literasi, termasuk juga dengan komunitas literasi.

Kontribusi Komunitas Literasi di Masyarakat

Kehadiran komunitas literasi telah ikut mendukung pemerintah dalam peningkatan budaya literasi di masyarakat melalui berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut meliputi forum diskusi, ceramah, atau pertemuan berkala yang membahas topik-topik terkait literasi, sastra, dan budaya. Selain itu, upaya komunitas literasi diantaranya fokus pada program pendidikan anak dengan mengadakan kegiatan membaca, cerita anak, dan permainan yang mendukung perkembangan literasi sejak dini.

Sinta, dari Komunitas Dongeng Ceria, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2014, komunitasnya telah aktif melakukan roadshow dongeng ke sekolah-sekolah di berbagai wilayah Indonesia. “Sebagai komunitas, kami seringkali kesulitan dalam pendanaan. Dengan bantuan pemerintah ini, kami sangat terbantu untuk mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan literasi, khususnya dongeng. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan pelatihan dongeng untuk 50 guru di wilayah Bekasi. Kami ingin dongeng menjadi jembatan agar anak-anak terbiasa membaca dan mampu menyerap informasi dengan baik,” tutur Sinta.

Baca Juga: Indonesia Mengangkat Keberhasilan Transformasi Pendidikan di Era Digital Pada Pertemuan 13th ASED

Di sisi lain, Royke Tombokan, dari Komunitas Taman Baca Habis Gelap Terbitlah Terang, Kota Jayapura, berbagi tentang aktivitas komunitasnya yang aktif membimbing anak-anak di sekitar taman baca untuk belajar membaca. “Kami sangat mengapresiasi Kemendikbudristek untuk bantuan yang manfaatnya sangat besar bagi kami. Dengan bantuan pemerintah ini, kami akan melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menjangkau anak-anak komunitas kami, namun juga melibatkan sekolah. Salah satunya adalah mengadakan lomba menulis puisi, bercerita,” ujar Royke.

Urgensi bantuan pemerintah untuk literasi dilakukan karena (1) komunitas literasi dan taman bacaan masyarakat merupakan mitra pemerintah dalam upaya peningkatan budaya literasi masyarakat Indonesia; (2) terdapat 2.388 komunitas taman baca yang tergabung dalam Forum Taman Bacaan Masyarakat yang berkonsentrasi pada peningkatan literasi baca tulis masyarakat Indonesia; (3) terdapat 1.291 komunitas literasi dari 32 provinsi di Indonesia yang telah terdata; (4) sebagian besar komunitas tersebut melakukan aktivitas dengan dana mandiri melalui swadaya masyarakat, bahkan dengan dana pribadi.

Dengan demikian, komunitas pegiat literasi perlu terus mendapatkan dukungan dari pemerintah agar dapat mengoptimalkan perannya dalam menumbuhkan kecintaan membaca masyarakatnya khususnya di kalangan anak-anak dan remaja, serta dalam upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat. Bentuk bantuan yang diberikan Kemendikbudristek melalui Badan Bahasa adalah dukungan kegiatan yang berfokus pada kegiatan literasi numerasi dan baca-tulis.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *