Kemenlu bekerja sama dengan LDKPI atau Indonesian Aid, menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan untuk Diplomat Madya (Sesdilu Internasional) (6-15/6). (Foto: Kemenlu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional Indonesia (LDKPI) atau Indonesian Aid, menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan untuk Diplomat Madya (Sesdilu Internasional) (6-15/6).
Program Sesdilu Internasional diikuti oleh 10 peserta dari negara-negara anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yaitu Fiji, Kepulauan Solomon, Papua New Guinea Vanuatu dan Sekretariat MSG. Diklat Sesdilu Internasional ini terintegrasi dengan Diklat Sesdilu Angkatan ke-76 Kementerian Luar Negeri RI yang diikuti oleh 30 diplomat ahli muda.
“Sesdilu Internasional lebih dari sekedar Diklat biasa, Diklat Sesdilu Internasional adalah tentang Persaudaraan, People to People Engagement, Komitmen Bersama untuk Penguatan Pertumbuhan Kawasan Pasifik,” disampaikan oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri RI, Mohammad K. Koba.
Program Diklat Sesdilu Internasional ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran di Kawasan Pasifik.
Sebagai bagian dari negara di kawasan Pasifik dan salah satu komunitas Melanesia terbesar di dunia, keterikatan antara Indonesia dan negara-negara Pasifik tidak hanya atas dasar kedekatan geografis, tetapi juga kemiripan warisan budaya, bahasa dan ada istiadat masyarakatnya.
Baca Juga: Raker dengan Komisi I, Wamenhan dan Menlu Bahas Ratifikasi Kerja Sama Pertahanan dengan Lima Negara
Dengan semangat persaudaraan Pasifik, Indonesia konsisten menjadi pelopor upaya penguatan kerja sama pembangunan dan peningkatan kapasitas negara-negara anggota Melanesian Spearhead Group (MSG).
Program Diklat Sesdilu Internasional bagi diplomat dari negara-negara MSG diharapkan dapat menjadi akselerator dan pendorong kuat kedekatan antar-personal, pembangunan sosial dan ekonomi, inovasi, dan integrasi regional.
Diklat ini berfokus pada (i) Manajemen Bencana, (ii) ASEAN Outlook on Indo Pacific, (iii) Ekonomi Biru dan (iv) Ekonomi Kreatif dan Pariwisata. Diklat dilaksanaklan dalam bentuk pelatihan klasikal (public lecture), simulasi dan kunjungan lapangan yang diselenggarakan di Provinsi Maluku pada 11 – 15 Juni 2024.
Diklat Sesdilu Internasional tidak hanya melibatkan unsur pemerintah, tetapi juga civitas akademika, pemuka agama dan sosial serta pelaku usaha dan masyarakat Maluku.
Di penghujung Diklat, peserta Sesdilu Internasional mengikuti program Kunjungan Lapangan (Kunlap) Sesdilu 76 ke Ambon, Maluku pada 11 -14 Juni 2024. Fokus Kunlap peserta Sesdilu internasional adalah sektor perikanan berkelanjutan (workshop dan business meeting), penanggulangan bencana (workshop dan simulasi tsunami drill di Desa Galala dan Hative kecil), sektor pariwisata dan kebudayaan dengan mengunjungi Desa Wisata Rutong dan Pantai Liang.
Kegiatan Kunlap hasil inisiasi peserta Diklat Sesdilu 76 ini menghasilkan kerja sama konkret antara Indonesia dengan 12 negara mitra (Jepang, Australia, Jerman, RRT, Belanda, Korea Selatan, Mexico, Prancis dan 4 negara Pasifik peserta Sesdilu Internasional Fiji, Kepulauan Solomon, Papua New Guinea dan Vanuatu) serta 4 organisasi internasional yaitu ASEAN China Center, CTBTO, UNESCO, MSG.
Dengan mengikuti Kegiatan Kunlap, peserta Sesdilu Internasional dari MSG dapat mengobservasi proses perencanaan dan pelaksanaan program kerja sama yang concrete deliverables yang diinisiasi, dijembatani dan dikembangkan oleh rekan Sesdilu angkatan ke 76. Melalui Kunlap, Peserta Sesdilu Internasional dari MSG juga difasilitasi untuk bertemu dan menginisiasi kerja sama dengan mitra asing yang hadir seperti Ocean Policy Research Institute (OPRI) Jepang.***