Blitar, serayunusantara.com – Tradisi Bersih Desa masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Acara ini merupakan warisan budaya dari para leluhur yang terus dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun oleh warga desa.
Seperti yang tampak di Desa Sumbersari, Kecamatan Udanawu, pada Kamis sore (15/5/2025), warga menggelar rangkaian kegiatan Bersih Desa dengan penuh semangat.
Salah satu prosesi utama yang menjadi ciri khas adalah Kirab Tumpengan, yang diikuti oleh seluruh Rukun Tetangga (RT). Masing-masing RT membawa tumpeng yang dihias indah dengan berbagai hasil bumi, sebagai simbol rasa syukur atas rejeki yang melimpah.
Kepala Desa Sumbersari, Hestiani, menjelaskan bahwa rangkaian acara diawali dengan doa bersama di tempat yang dianggap sakral, yaitu makam leluhur desa atau yang dikenal sebagai dayangan. Setelah itu, tumpeng-tumpeng diarak menuju balai desa untuk melangsungkan prosesi kenduri bersama.
“Kegiatan ini kami awali dengan berdoa bersama di dayangan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Selanjutnya, tumpeng-tumpeng dibawa ke balai desa untuk didoakan dan dinikmati bersama seluruh warga,” ujar Hestiani usai kegiatan.
Baca Juga: Polres Blitar Kota Bongkar Jaringan Pencurian di 21 Lokasi, Tiga Pelaku Ditangkap
Menurutnya, tradisi Bersih Desa tidak sekadar seremonial rutin tahunan, melainkan merupakan wujud nyata rasa syukur kepada Tuhan atas karunia-Nya, sekaligus bentuk pelestarian budaya lokal.
“Kirab tumpeng ini bukan sekadar acara tahunan, tapi bentuk ungkapan syukur atas limpahan rezeki dan keselamatan bagi desa kami. Harapannya, generasi muda bisa ikut merawat dan mencintai budaya yang sudah diwariskan oleh leluhur,” imbuhnya.

Antusiasme warga sangat terasa sepanjang prosesi. Mereka mengenakan pakaian adat maupun kostum khas daerah yang unik dan penuh warna. Di sepanjang rute kirab, masyarakat tampak berjejer menyaksikan arak-arakan sambil membawa sesaji kecil, sebagai bentuk partisipasi dalam acara sakral ini.
Salah satu warga, Siti Aminah (45), mengaku bangga bisa ambil bagian dalam tradisi tersebut. Ia bahkan terlibat langsung dalam persiapan tumpeng bersama ibu-ibu di lingkungannya.
“Semalam kami bergotong royong menyiapkan tumpeng. Senang sekali rasanya bisa ikut menjaga tradisi ini. Apalagi anak-anak juga ikut serta, jadi mereka bisa belajar mengenal budaya desa sejak dini,” ungkapnya dengan wajah sumringah.
Setibanya di balai desa, seluruh tumpeng dikumpulkan dan didoakan secara bersama-sama, dipimpin oleh tokoh agama dan sesepuh desa. Setelah doa bersama, tumpeng dibagikan dan disantap bersama sebagai lambang kebersamaan dan persatuan warga.

Tak hanya kirab, perayaan Bersih Desa Sumbersari juga diramaikan oleh berbagai kesenian tradisional. Pada Jumat malam (16/5/2025), warga dihibur dengan pertunjukan jaranan dari grup Sekar Setyo Kencono, dan keesokan harinya, Sabtu malam (17/5/2025), digelar acara Ruwat Santri.
“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi pelestarian budaya, tapi juga ajang mempererat tali silaturahmi antar warga serta mengingatkan kembali sejarah dan jati diri desa,” pungkas Hestiani. (jun)