Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra pada acara media briefing Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi, Rabu (24/4). (Foto: Kemendikbudristek RI)
Jakarta, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemendikbudristek RI, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan komunitas budaya Titimangsa dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional menyelenggarakan Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai pada 25 April di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Konser ini dipersembahkan oleh siswa-siswi dan guru-guru dari sekolah musik klasik tertua di Indonesia, SMKN 2 Kasihan, Bantul atau dikenal dengan Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta.
Plt. Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai menunjukkan hasil nyata transformasi pendidikan Indonesia melalui implementasi prinsip merdeka belajar yang menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan terdiferensiasi sesuai potensi, minat, dan bakat siswa.
“Melalui pertunjukan ini, kita menyaksikan bakat dari 99 anak didik vokasi, 14 guru SMKN 2 Kasihan yang tampil menjadi bagian dalam orkestra, serta hasil kerja puluhan siswa-siswi SMK lainnya dari berbagai jurusan sebagai sukarelawan yang turut merasakan pengalaman langsung terlibat dalam industri pertunjukan,” ucap Wardani pada acara media briefing, Rabu (24/4).
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan dan kebudayaan untuk mewujudkan mimpi-mimpi generasi muda Indonesia. “Melalui pertunjukan ini, penonton diharapkan dapat memahami bagaimana pentingnya pendidikan dan kebudayaan untuk mencetak generasi penerus yang cerdas secara akademik serta kaya akan nilai kebudayaan dan karakter,” ungkapnya.
Mahendra menambahkan bahwa konser musikal ini juga merupakan wujud apresiasi Kemendikbudristek kepada SMKN 2 Kasihan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang telah menghasilkan banyak musisi dan menjadi pilar penting dalam pengembangan musik klasik di Indonesia.
Baca Juga: Persiapan Telah Matang, Kemendikbudristek Siap Suguhkan Konser Musikal ‘Memeluk Mimpi-Mimpi’
Kepala SMKN 2 Kasihan, Yogyakarta, Turino, mengatakan bahwa SMKN 2 Kasihan telah menerapkan Kurikulum Merdeka salah satunya melalui perhatian yang diberikan oleh para guru terhadap perkembangan keahlian musik yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik sehingga mereka dapat berkembangan sesuai dengan kemampuan terbaik yang mereka miliki.
Ia juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Kemendikbudristek yang memberikan ruang kepada murid dan guru SMKN 2 Kasihan untuk belajar dan berlatih melalui sebuah pertunjukan Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai. “Dalam proses persiapan konser musikal ini, murid-murid SMKN 2 Kasihan sangat fokus, antusias dan bersemangat untuk mempersembahkan pertunjukan yang terbaik,” tuturnya.
Menghadirkan Kolaborasi Murid dan Guru Bersama Seniman Besar Tanah Air
Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai menghadirkan kerja kolaborasi dari murid dan guru SMKN 2 Kasihan bersama dengan seniman-seniman besar Tanah Air. Menampilkan suguhan lagu-lagu klasik yang menjadi andalan dan juga lagu-lagu populer dalam dan luar negeri yang menyenangkan untuk dinyanyikan bersama. Lagu-lagu yang ditampilkan ditafsir ulang menjadi adegan yang akan diperankan oleh aktor-aktor Indonesia.
Produser dan Direktur Kreatif Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi, Happy Salma, menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek dan SMKN 2 Kasihan Yogyakarta atas kolaborasi yang luar biasa dalam mewujudkan sebuah ruang istimewa untuk jiwa-jiwa muda yang bebas mencintai dirinya, memiliki bakat, dan pengetahuan yang holistik.
“Memeluk mimpi-mimpi adalah sebuah kerja kolaboratif dimana setiap individu dari berbagai lintas disiplin ilmu ditantang untuk bekerja sama dengan lentur, cepat, dan tanggap. Konser musikal ini menggambarkan bagaimana mimpi tidak kenal usia dan wajib diperjuangkan,” ujarnnya.
Baca Juga: Menpora Dito Telah Koordinasi dengan Mendikbud Terkait Pramuka Akan Masuk ke Kurikulum Merdeka
Pertunjukan ini merespon konsep-konsep besar tentang cinta, pilihan hidup, dan perayaan-perayaan akan kehidupan, seperti yang ditunjukkan dalam repertoar lagu klasik yang akan dibawakan oleh siswa-siswi SMM Yogyakarta. Bagaimana orang muda berjuang untuk mengatasi keraguan, mengejar mimpi, dan menemukan makna di balik kegagalan.
Dengan cerita sebagai latar belakang, penonton akan diajak melakukan perjalanan emosional yang menginspirasi, yang mengajarkan tentang kekuatan dalam keteguhan hati, dan menghidupkan kembali semangat untuk meraih impian.***