Menko PMK Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja ke Klinik Kesehatan Haji (KKHI) di Madinah, Arab Saudi, Minggu (19/5). (Foto: Kemenkes RI)
Madinah, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja ke Klinik Kesehatan Haji (KKHI) di Madinah, Arab Saudi, Minggu (19/5). Pada kunjungannya, Menko PMK didampingi oleh Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, Asdep Kemenko PMK Nia Reviani, dan staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi.
Saat tiba di KKHI, Menko PMK diterima oleh Kepala Bidang Kesehatan dr. Indro Moerwoko, Kepala Seksi Kesehatan dr. Karmijono, dan Kepala KKHI Madinah dr. Achmad Hardin Sp.PD.MAP, serta petugas PPIH KKHI Madinah.
Dalam kunjungannya, Menko Muhadjir menuju ruang rawat inap perempuan dan menanyai seorang pasien perempuan bernama Masriah (43 tahun). Kepada Muhadjir, Masriah yang sudah terlihat membaik mengatakan, ia ingin kembali ke kloter.
Kemudian, Menko PMK berpesan kepada Masriah agar tidak terlalu lelah di Arab Saudi. “Enggak usah beli oleh-oleh, beli aja di Surabaya banyak,” ujar Menko Muhadjir.
Selanjutnya, Menko Muhadjir mengunjungi ruang rawat inap pria dan bertanya kepada seorang pasien laki laki bernama Sadi (76 tahun) dari Yogyakarta.
Baca Juga: Kemenkes dan Starlink akan Sediakan Akses Internet di Puskesmas Terpencil dan Terluar
“Beribadah haji sendiri atau dengan istri?” tanya Menko PMK. “Dengan istri pak tapi sudah pikun,” kata Sadi menjawab pertanyaan Menko PMK.
Kemudian, Menko PMK bertanya tentang penyakitnya. Sadi menjelaskan, ia merasa sakit perut dan mual jika perutnya diisi makanan. Selanjutnya, Sadi minta didoakan agar sembuh dari penyakitnya.
Lalu, Menko PMK mengunjungi ruang rawat inap psikiatri yang sedang dihuni dua pasien perempuan dan dua pasien laki-laki. Kepada petugas, Menko PMK bertanya apakah empat pasien menjalankan ibadah haji dengan pendampingan. Kepala Seksi Kesehatan dr. Karmijono mengatakan, pasien menjalankan ibadah haji tanpa pendamping.
“Tidak ada pendamping sehingga menyulitkan dalam hal berkomunikasi apalagi jika tidak paham bahasa Indonesia,” ujar Kepala seksi Kesehatan dr. Karmijono.
Pada kesempatan tersebut, Menko PMK berpesan kepada para pasien yang sedang dirawat di KKHI agar tidak memaksakan diri untuk mengejar ibadah sunah. Ia juga menyarankan agar mereka menjaga kesehatan mengingat ibadah wukuf, yang merupakan puncak dari haji, belum dilaksanakan.
Baca Juga: Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji
Mengakhiri kunjungannya, Menko Muhadjir juga meninjau ruang UGD yang lumayan sibuk saat itu karena sedang menerima kedatangan pasien yang dirujuk dari sektor. Muhadjir juga memberikan pujian kepada pelayanan kesehatan di KKHI Madinah.
“Sudah bagus pelayanannya di KKHI Madinah,” kata Menko PMK.
”Beberapa Hal yang menjadi catatan adalah secara umum yang mengalami masalah gangguan jiwa dan mengalami problem kejiwaan adalah lansia dan tidak ada keluarga pendamping. Hal itu menjadi catatan khusus supaya untuk haji ke depannya, mereka yang lansia harus ada penanggung jawab sejak awal. Berikutnya juga harus ada kebijakan khusus untuk penyakit jantung,” ujar Menko Muhadjir.***