Lumajang Serius Kembangkan Komoditas Pisang, Seperti Apa Bentuknya?

Lumajang, serayunusantara.com – Pemerintah Kabupaten Lumajang menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan potensi pisang sebagai komoditas unggulan daerah. Upaya ini dilakukan guna mengembalikan identitas Lumajang sebagai Kota Pisang sekaligus menjadikan pisang sebagai pilar ekonomi kerakyatan.

Penegasan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), dalam kegiatan Setor Madu (Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu) yang digelar di UPT Balai Penyuluhan Pertanian Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, pada Rabu (6/8/2025).

“Kita pernah punya identitas kuat sebagai Kota Pisang. Ini bukan hanya simbol, melainkan kekuatan ekonomi rakyat. Kini saatnya kita wujudkan kembali kejayaan itu melalui kerja nyata dan kolaboratif,” ujar Bunda Indah.

Ia menilai, Lumajang memiliki potensi besar untuk menjadi sentra pisang nasional maupun ekspor, berkat dukungan iklim, kondisi tanah yang subur, serta kearifan lokal dalam budidaya. Namun, menurutnya, potensi tersebut belum dikelola secara optimal dari sisi hulu ke hilir.

“Kualitas pisang kita sangat kompetitif, mulai dari rasa, tekstur, hingga daya tahan. Namun, kita masih membutuhkan strategi yang terstruktur agar hasilnya memberikan nilai tambah signifikan bagi para petani,” jelasnya.

Baca Juga: Wabup Lumajang Ajak Warga Jaga Semangat Kemerdekaan Lewat Kebersamaan dan Hidup Sehat

Bunda Indah juga menekankan pentingnya membangun ekosistem pertanian pisang terpadu, dengan melibatkan berbagai pihak seperti penyuluh, petani, pelaku UMKM, hingga lembaga keuangan. Ia mendorong penguatan kelembagaan tani seperti kelompok tani, koperasi, hingga unit usaha pengolahan.

“Jangan hanya jual tandan pisang. Kita harus masuk ke industri olahan, seperti keripik, tepung, hingga pisang siap saji. Nilai ekonominya bisa meningkat berkali-kali lipat,” ungkapnya.

Tak hanya fokus pada sisi ekonomi, Bunda Indah juga mengajak generasi muda untuk terlibat dalam pertanian modern. Menurutnya, pertanian masa kini harus diwarnai oleh inovasi dan teknologi.

“Petani zaman sekarang tidak hanya pakai cangkul. Mereka bisa manfaatkan drone, marketplace digital, bahkan punya branding produk sendiri. Anak muda Lumajang harus jadi motor penggerak sektor pertanian, khususnya pisang,” tegasnya.

Pemerintah daerah, tambahnya, akan terus memberikan dukungan melalui pelatihan, akses permodalan, dan pembukaan pasar. Diharapkan, langkah ini bisa mendorong transformasi sektor pertanian menjadi sumber kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

Baca Juga: Lumajang Mantap Jadi Poros Olahraga Berkuda Lewat Bhayangkara Cup II

Program ini pun mendapat respons positif dari para penyuluh dan petani. Mereka berharap program ini terus berlanjut, termasuk pendampingan dan kepastian pasar. Beberapa kelompok tani juga telah mulai membangun pusat pembibitan dan memperluas jaringan distribusi antarkecamatan.

Upaya ini sejalan dengan visi Pemkab Lumajang dalam memperkuat ketahanan pangan lokal dan menjadikan pisang sebagai komoditas unggulan ekspor. Jika dikelola dengan baik, pisang diproyeksikan menjadi ikon pertanian Lumajang di masa depan.

“Kota Pisang bukan sekadar kenangan, tapi simbol masa depan yang kita bangun bersama,” tutup Bunda Indah. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *