Jakarta, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemenag RI, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambangi Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, siang tadi. Dalam kunjungannya kali ini, Menag bertemu dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin guna membahas skema baru penentuan istitha’ah kesehatan jemaah haji 1445H/2024M.
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan Pemerintah Arab Saudi telah menginformasikan besaran kuota haji pada 2024 untuk Indonesia berjumlah 221.000 jemaah. Ia juga mengatakan Indonesia saat ini memiliki 500 ribu calon jemaah haji kategori jemaah lanjut usia.
“Selain cuaca yang diprediksi masih ekstrim hingga lima tahun ke depan. Kita juga dihadapkan dengan berkurangnya jumlah petugas haji pada penyelengaraan haji 2024. Inilah tantangan kita ke depan. Soal Istitha’ah kesehatan saya sudah melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo,” kata Gus Men panggilan akrabnya, Kamis (5/10/2023).
Istitha’ah merupakan istilah dalam agama Islam yang merujuk pada kondisi atau kemampuan seseorang untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah di Makkah, Arab Saudi.
Baca Juga: Komnas Perempuan Apresiasi Langkah Progresif Kemenag Tangani Kekerasan di Lembaga Pendidikan
“Terkait istitha’ah kesehatan ini, nanti akan disiapkan regulasinya oleh Kemenag dan Kemenkes untuk musim haji 1445H,” kata Gus Men.
Hadir mendampingi Gus Men, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Staf Khusus Menag Ishfah Abidal Aziz, Staf Ahli Abu Rochmat, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid dan Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu Jaja Jaelani.
Senada dengan Menag, Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan itu menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan konsep baru sistem pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji yang akan diterapkan pada tahun 2024.
“Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dengan konsep baru yang kami siapkan meliputi pemeriksaan MCU, kesehatan mental, kesehatan kognitif serta pernilaian tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari dari calon jemaah haji. Pemeriksaan kesehatan mental ini dilakukan untuk mengidentifikasi dimensia orientasi daya ingat dan kosentrasi,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
“Sementara pemeriksaan kognitif diperlukan untuk mengidentifikasi kemampuan berfikir pada lansia. Inilah konsep baru pemeriksaan kesehatan yang akan kami terapkan pada penyelengaraan haji 1445H nanti,” sambungnya.
Ia menambahkan dalam rentang 2018 hingga 2023 terdapat lima penyakit terbanyak yang dialami oleh jemaah haji Indonesia saat di rawat di Rumah Sakit Arab Saudi. Lima penyakit itu yakni Pneumonia, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Infark, Miokard Akut dan Penyakit Jantung Koroner (PJK).***