Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah” (3/6). (Foto: Kemenlu RI)
Yogyakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kuliah umum di hadapan lebih dari 250 orang mahasiswa dan akademisi lintas keilmuan di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah” (3/6). Kuliah umum dibuka oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, dan disiarkan secara online melalui youtube UGM.
Menlu Retno menyampaikan kuliahnya dalam dua bagian, yakni (1) perkembangan situasi Gaza saat ini, dan (2) sepak terjang politik luar negeri Indonesia dalam isu tersebut.
Menlu Retno menggambarkan bahwa situasi Palestina saat ini semakin memburuk. “Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali,” ungkap Retno.
Sejak 7 Oktober tahun lalu, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh, 15.239 di antaranya adalah anak-anak. 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza.
Kondisi ini juga diperparah dengan upaya-upaya pelemahan terhadap UNRWA antara lain dengan dihentikannya bantuan donor kepada UNRWA. “Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi, namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel,” imbuh Retno. Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya-upaya pelemahan two-state solution serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto.
Baca Juga: Menlu RI Desak Negara-negara Eropa untuk Dorong Implementasi Two State Solution
Diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti. “Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, dan terus mendukung perjuangan Palestina, meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel,” ucap Menlu Retno. “Karena kekokohan dalam berprinsip inilah maka Indonesia dihormati oleh dunia internasional,” tambahnya.
Menlu Retno menyampaikan prioritas-prioritas Indonesia dalam mendukung Palestina, antara lain:
Pertama, mendorong segera terciptanya gencatan senjata segera dan berkelanjutan (immediate and sustainable ceasefire). Tanpa ceasefire, upaya perbaikan situasi tidak akan terwujud.
Kedua, Indonesia akan terus mendukung kerja UNRWA dan mendorong negara lain untuk terus memberikan dukungannya. Indonesia telah memberi contoh dengan menaikkan kontribusinya kepada UNRWA.
Ketiga, Indonesia juga terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 4500 ton bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Baca Juga: Menlu RI Bertemu Presiden SMU PBB Bahas Isu Palestina & Perubahan Iklim
Keempat, mendorong agar semua Keputusan ICJ (The orders of the ICJ) dapat dipatuhi oleh Israel. Indonesia berharap DK PBB dapat membuat sebuah keputusan yang dapat memaksa Israel untuk patuh dan menjalankan keputusan ICJ.
Kelima, mendorong lebih banyak negara mengakui Negara Palestina. Ini antara lain yang dilakukan Menlu dalam kunjungan ke Eropa minggu lalu.
Keenam, terus berupaya agar proses keanggotaan Palestina di PBB dapat dirampungkan.
“Perjuangan Palestina masih panjang. Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan,” ujar Menlu Retno saat menutup kuliah. “To defend justice and humanity. Itulah yang terus diupayakan politik luar negeri Indonesia,” pungkasnya.
Dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Menlu Retno juga bertemu dengan Ketua Umum Muhammadiyah.***