Menteri ESDM Arifin Tasrif pada hari ini, Kamis (29/2), melakukan kunjungan kerja ke Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Foto: Kementerian ESDM RI)
Gresik, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian ESDM RI, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada hari ini, Kamis (29/2), melakukan kunjungan kerja ke Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung progres pembangunan smelter yang ditargetkan rampung dan siap beroperasi pada bulan Juni 2024.
Menteri Arifin mengapresiasi progres pembangunan smelter yang berjalan dengan baik. Ia optimis bahwa smelter ini akan dapat beroperasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Saya sangat senang melihat progres pembangunan smelter yang sudah mencapai tahap akhir. Ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral dan batubara,” ujar Arifin.
Menteri Arifin menjelaskan bahwa pembangunan smelter ini memiliki beberapa manfaat penting bagi Indonesia. Pertama, smelter akan meningkatkan nilai tambah mineral dan batu bara. Kedua, smelter akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Ketiga, smelter akan membantu meningkatkan pendapatan negara.
Baca Juga: Kementerian ESDM Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pelayanan Informasi Publik Sektor ESDM
“Pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh kepada pembangunan smelter di seluruh Indonesia. Kami berharap smelter ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara,” tegas Menteri Arifin.
Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi dalam kesempatan yang sama mengatakan pembangunan smelter berjalan lancar dan sesuai target.
“Progres pembangunan smelter saat ini sesuai dengan rencana dan siap beroperasi di bulan Juni 2024. Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024,” kata Jenpino.
Proyek Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting dengan nilai investasi hingga 3,1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023.
Baca Juga: Revisi Permen ESDM PLTS Atap, Skema Jual Beli Listrik Dihapuskan
Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun. Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.***