Menteri PPPA Bintang Puspayoga menghadiri perhelatan event Indonesia Fashion Aeshtetic (IFA) 2024, di Hotel Intercontinental Pondok Indah Jakarta, Senin (4/2). (Foto: KemenPPPA RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman KemenPPPA RI, Kemajuan industri busana dan kecantikan di Indonesia tidak lepas dari peran dan kontribusi perempuan. Sebagai bentuk dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan dalam industri fashion dan beauty, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menghadiri perhelatan event Indonesia Fashion Aeshtetic (IFA) 2024, di Hotel Intercontinental Pondok Indah Jakarta, Senin (4/2).
“Apresiasi saya sampaikan kepada para pelaku industri fashion dan beauty yang telah menyelenggarakan IFA 2024. Diharapkan acara ini dapat menjadi langkah strategis untuk membantu memperkuat dan meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam memberdayakan ekonomi perempuan Indonesia terutama melahirkan perempuan-perempuan perancang busana, sekaligus mendongkrak ekonomi nasional,” ujar Menteri PPPA.
Bertajuk “A Reflection”, event IFA 2024 diisi parade peragaan busana dari 20 desainer dan rumah mode ternama Tanah Air seperti Itang Yunasz, Rya Baraba, Buttonscarves, Si.Se.Sa, Ayu Dyah Andari, Zeta Prive, L by Laudya Cynthia Bella, perancang muda Nabila yang masih berusia belasan tahun dan lainnya. Menteri PPPA berharap ajang seperti ini mampu menginspirasi para perempuan perancang busana dan perempuan lain untuk berani berkarya dan berdaya.
Menurut Menteri PPPA, industri busana dan kecantikan merupakan sektor industri kreatif yang memperlihatkan pertumbuhan yang mengesankan. Berdasarkan Data Kementerian Parekraf, sektor industri kreatif telah menyumbang sebesar 7,8% terhadap PDB nasional, yang didalamnya ditopang oleh subsektor kuliner, fashion dan kriya. Potensi perempuan, khususnya di bidang ekonomi harus terus dikembangkan dan dimaksimalkan, salah satunya melalui UMKM produk fashion dan beauty yang dapat menumbuh kembangkan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Kemen PPPA Gandeng BSN Wujudkan Taman Asuh Ramah Anak Berpredikat SNI
“Perempuan di industri fashion dan beauty Indonesia juga kerap menghadapi tantangan besar seperti nilai-nilai patriarki yang masih mengakar di masyarakat. Maka, dukungan dari keluarga sangatlah penting dalam membagi peran dan tanggung jawab di rumah agar perempuan dapat berkembang dalam bisnisnya,” jelas Menteri PPPA.
Dibutuhkan dukungan, sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam mewujudkan pemberdayaan perempuan. Adanya wadah seperti IFA merupakan kesempatan bagi para UMKM untuk bersinar, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas jangkauan pasar mereka. Menteri PPPA berharap IFA dapat menjadi mitra Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dalam menjalankan tugas dan misi untuk memberdayakan perempuan.
drg. Devya Linda selaku salah satu dari 8 (delapan) founder IFA menyebut jika IFA 2024 menjadi ajang untuk memperkenalkan merek-merek lokal ke kancah Internasional.
“IFA sendiri merupakan wadah bagi para perancang busana dan para pelaku kecantikan berkumpul untuk mengembangkan potensi usaha di bidangnya masing-masing, mengingat fashion dan beauty merupakan suatu industri yang tak dapat dipisahkan,” tutur drg. Devya Linda.
Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Pondok Pesantren Terapkan Standar Pencegahan dan Perlindungan Anak dari Kekerasan
Seperti diketahui, UMKM fashion dan beauty lokal memiliki produk-produk yang potensial. Namun, mayoritas para pelakunya masih menghadapi keterbatasan pengetahuan untuk meningkatkan penjualan dan menjaga eksistensi brand-nya. Melalui acara ini, diharapkan para UMKM bisa diberdayakan sehingga lebih terarah dan kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya makin meningkat. IFA 2024 juga mengadakan fashion exhibition untuk memamerkan koleksi busana terbaru para desainer yang ditampilkan di parade peragaan busana.***