Aktifitas warga mendulang emas di Sungai Keboireng Tulungagung. (Foto: Achmad Zunaidi/serayunusantara)
Tulungagung, serayunusantara.com – Sungai Keboireng di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendadak ramai diserbu para pemburu emas.
Fenomena ini bukan hanya melibatkan warga lokal, tetapi juga menarik minat pendulang dari luar daerah, seperti Ropik asal Megaluh, Kabupaten Jombang, yang datang bersama delapan rekannya untuk mencoba peruntungan.
Kenaikan harga emas yang kini tembus Rp 1.050.000 per gram menjadi magnet utama. “Dulu harga emas sekitar Rp 700 ribuan, sekarang sudah naik drastis,” ungkap Supriyanto, warga setempat yang akrab disapa Leweng.
Baca Juga: Wali Kota Kediri Tekankan Persiapan Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Aktivitas mendulang emas ini tak hanya menjadi tren musiman, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang nyata. Banyak warga mengaku penghasilannya meningkat berkat emas yang berhasil mereka temukan di aliran sungai.
Namun, di balik euforia ini, terdapat larangan resmi dari aparat gabungan TNI, Polri, Perhutani, hingga Pemkab Tulungagung untuk tidak melakukan aktivitas mendulang di kawasan sungai dan hutan.
Meski begitu, warga tetap nekat turun ke sungai, biasanya mulai siang hingga sore hari, demi secercah harapan dari serpihan logam mulia.
Fenomena ini menjadi cerminan bagaimana tekanan ekonomi dan daya tarik harga emas tinggi mampu mengalahkan imbauan larangan, sekaligus menyoroti potensi konflik antara kebutuhan ekonomi rakyat dan regulasi lingkungan. (ctr/jun)