Kunjungan Direktur Alsintan Kementan RI, Fausiah T. Ladja Minggu, 9 Juni 2024 di Kabupaten Blitar. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)
Blitar, serayunusantara.com – Memiliki target perluasan areal tanam padi hingga 50 ribu hektare, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar dikunjungi langsung oleh Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementrian Pertanian (Kementan).
Kunjungan yang dilakukan pada Minggu, 9 Juni 2024 tersebut turut menghadirkan Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Timur, Kodim 0808 Blitar, serta Babinsa dan PPL Kecamatan Talun.
Agenda kunjungan dan monitoring yang dilaksanakan di Desa Tumpang, Kecamatan Talun tersebut bertujuan untuk meninjau langsung pelaksanaan program pompanisasi yang sedang berjalan di Wilayah Bumi Penataran.
Perlu diketahui, Kementrian Pertanian terus memperkuat upaya dalam mengatasi penurunan produksi komoditas pangan dan menghadapi tantangan darurat pangan melalui Program Penambahan Areal Tanam (PAT) yang salah satu strategi utamanya adalah pompanisasi pada lahan tadah hujan.
Oleh karena itu, demi mewujudkan hal tersebut, kunjungan demi kunjungan pun diagendakan. Terutama untuk daerah-daerah yang termasuk dalam kelompok lumbung pangan nasional yang salah satunya adalah Kabupaten Blitar.
Selain itu, program pompanisasi merupakan program strategis yang dirancang untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di lahan persawahan tadah hujan.
Dengan memanfaatkan pompa air yang telah disuplai oleh pemerintah, lahan padi yang sebelumnya hanya mampu ditanami satu kali dalam satu tahun, kini bisa ditanami dua sampai tiga kali dalam setahun.
Baca Juga: Kendalikan Hama dan Penyakit, DKPP Kabupaten Blitar Dukung Penerapan Manajemen Tanam Sehat
Kepala Bidang (Kabid) Sarana Ketahanan Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Blitar, Hikma Wahyudi, menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan Alsintan berupa pompa air ini, tentu dapat menjawab kesulitan yang dialami petani.
“Setelah kami melakukan kunjungan untuk pendampingan dan evaluasi, salah satu masalah terbesar petani mengenai menanam padi lebih dari sekali setahun adalah permasalahan air, untuk itu mesin pompa air inilah solusinya,” kata Hikma.

Hikma berharap, areal tanam padi dan produksi dapat terus ditingkatkan, sehingga Indonesia segera mencapai kondisi swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
Terakhir, Hikma sangat optimis bahwa di 2024 ini petani yang sebelumnya menanam padi setahun sekali, dengan adanya pendampingan dan bantuan berupa pompa air ini dapat melangsungkan tanam dua bahkan tiga kali tanam. (adv)