Blitar, serayunusantara.com – Di tengah hiruk-pikuk kota Blitar, berdiri kokoh Monumen PETA, sebuah landmark yang tak hanya menjadi ikon sejarah, tetapi juga simbol perjuangan dan keberanian bangsa.
Monumen ini didirikan untuk mengenang jasa para anggota Pembela Tanah Air (PETA) yang rela mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan.
Desain monumen ini memadukan estetika arsitektur klasik dan modern, menghadirkan kesan megah sekaligus penuh makna.
Relief-relief yang menghiasi dinding monumen menggambarkan perjalanan para pejuang, mulai dari latihan militer yang disiplin, strategi perlawanan, hingga keberanian mereka menghadapi kekuatan penjajah. Setiap detail ukiran bercerita tentang pengorbanan dan semangat pantang menyerah, seolah membawa pengunjung menelusuri lorong waktu sejarah.
Monumen PETA tidak hanya menjadi tujuan wisata sejarah, tetapi juga sarana edukasi bagi generasi muda. Berbagai kegiatan rutin digelar di lokasi ini, seperti upacara peringatan kemerdekaan, seminar sejarah, dan kunjungan sekolah.
Hal ini menjadikan monumen sebagai ruang belajar yang hidup, di mana nilai-nilai kepahlawanan dan patriotisme dapat dirasakan secara langsung.
Keunikan Monumen PETA juga terletak pada lingkungan sekitarnya. Taman yang tertata rapi dengan pepohonan rindang, jalur pejalan kaki yang nyaman, serta patung para pejuang yang gagah menambah nuansa teduh sekaligus menginspirasi.
Banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk merenungkan arti perjuangan dan pentingnya menjaga warisan sejarah bagi masa depan bangsa.
Selain menjadi simbol sejarah, Monumen PETA juga menjadi titik temu masyarakat Blitar dari berbagai kalangan. Kegiatan sosial dan budaya sering berlangsung di sekitar monumen, mulai dari pameran foto sejarah, pertunjukan seni, hingga festival budaya lokal.
Dengan demikian, monumen ini tidak hanya hidup sebagai tempat mengenang masa lalu, tetapi juga berperan aktif dalam memperkaya kehidupan sosial dan budaya masyarakat. (Serayu)