Stadion Soepriadi, Kota Blitar. (Foto: IST)
Blitar, serayunusantara.com – Penolakan yang disampaikan Wali Kota Blitar Santoso terhadap keinginan tim Arema FC yang ingin menggunakan Stadion Soepriadi tidak membuat tim asal Malang itu patah arang. Terbaru mereka mengajukan audiensi kepada Pemerintah Kota Blitar.
Manajer Operasional Arema FC, Sudarmaji mengatakan, selain mengajukan audiensi bersama Pemerintah Kota Blitar, manajemen Arema FC juga berkeinginan menguatkan komunikasi dengan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Blitar.
Audiensi itu dilakukan manajemen Arema FC guna bisa berbincang secara obyektif dan aktual, seputar persiapan keinginan kami berkandang di Stadion Soepriadi. Pihaknya sudah menyiapkan skema agar pertandingan berlangsung dengan aman dan lancar. Termasuk laga yang masuk dalam kategori big match akan dilakukan antisipasi lebih.
Menurut Sudarmaji, pemilihan Stadion Supriadi menjadi pilihan utama karena stadion tersebut telah lolos dalam assessment dari Mabes Polri. Arema FC meyakini bahwa stadion tersebut bisa dipergunakan pada kompetisi Liga 1.
“Sebenarnya kami juga sudah mengecek stadion lainnya. Seperti di Tuban dan Jember. Stadion Soepriadi yang sementara ini dapat segera digunakan. Terlebih di sana musim ini tidak dipakai tim Liga 2,” katanya, Rabu, 12 Juni 2024.
Sebelumnya, Wali Kota Blitar Santoso menolak karena trauma adanya kericuhan pada 2020 lalu. Saat itu ada pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Soepriadi, Kota Blitar. Meskipun laga digelar tanpa penonton, pendukung kedua kesebelasan terlibat kericuhan.
Pasca peristiwa Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022, Arema FC berkandang di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Setelah Tragedi Kanjuruhan, Arema FC juga sempat membuka opsi untuk berkandang di Stadion Gajayana, Kota Malang.
Pada kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC finis di urutan ke-15 dengan mengantongi 38 poin. Dalam perjalanan pada kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC sempat rutin menjadi penghuni zona degradasi. (tim/serayu)