Malang, serayunusantara.com – Tahun 2012 menjadi masa yang tak terlupakan bagi banyak pelajar SMA di Indonesia. Di tengah maraknya warnet di berbagai sudut kota, gim daring Point Blank hadir sebagai hiburan populer yang menyatukan banyak remaja selepas jam sekolah.
Suara ketikan keyboard, teriakan kecil saat berhasil menembak lawan, hingga notifikasi khas “Headshot!” menjadi pemandangan umum di ruang-ruang warnet yang penuh semangat kompetitif.
Bagi banyak pelajar waktu itu, Point Blank bukan sekadar permainan tembak-menembak. Gim ini menjadi ruang pertemuan, tempat belajar kerja sama, dan wadah berkompetisi dengan teman sebaya. Tak sedikit pula yang menjadikannya ajang melepas penat setelah belajar seharian.
“Dulu habis pulang sekolah, langsung ke warnet bareng teman. Kadang cuma bawa uang lima ribu, tapi rasanya sudah cukup buat bahagia,” kenang salah satu pemain lama saat ditemui di Malang (22/10/2025)
Baca Juga: Perbaikan Pasar Kepanjen dan Dampit Malang Capai 60 Persen, Ditarget Rampung November 2025
Kini, di tengah dominasi gim mobile, suasana warnet mungkin tak seramai dulu. Namun di beberapa sudut Kota Malang, masih ada sejumlah warnet yang bertahan dan tetap buka untuk melayani para pemain lama yang ingin bernostalgia atau sekadar mencoba sensasi bermain di komputer seperti masa sekolah dulu.
Bagi sebagian orang, Point Blank tahun 2012 bukan sekadar gim, tetapi bagian kecil dari perjalanan masa muda yang penuh cerita. (Serayu)