Pembangunan Gedung Institute Neurosains Nasional RS PON Memasuki Tahap Topping Off

Proses penutupan atap atau topping off untuk proyek pembangunan Gedung INN Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RS PON). (Foto: Kemenkes RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RS PON) memulai proses penutupan atap atau topping off untuk proyek pembangunan Gedung Institut Neurosains Nasional (INN) pada Selasa (15/10).

Proses topping off ini menandai bahwa pembangunan konstruksi dua gedung utama, yaitu Gedung Pelayanan serta Gedung Pendidikan dan Penelitian, telah selesai dan dilanjutkan dengan tahap penyelesaian akhir.

“Gedungnya bagus sekali dan cepat pembangunannya. Selamat,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

Gedung ini merupakan gedung ke-14 yang dibangun oleh pemerintah dalam dua tahun terakhir. Tujuan dari pembangunan gedung besar ini adalah meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan kesehatan, khususnya di bidang otak dan persyarafan di Indonesia.

Menkes pun memastikan bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini menggunakan bahan yang berkualitas, dari sisi interiornya juga bagus serta dilengkapi dengan peralatan kesehatan berteknologi tinggi dan modern.

Baca Juga: Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria dan Pencegahan Penularan Kembali di Indonesia

“Kalau ini sudah selesai, kerjaan kita 20-30 persen sudah selesai. Yang 60 persen itu sumber daya manusianya,” ucap Menkes. 

Oleh karena itu, Menkes meminta agar pembangunan gedung baru ini diikuti dengan perubahan budaya kerja yang baru. Budaya kerja baru yang dimaksud adalah budaya yang fokus melayani masyarakat dan mengedepankan profesionalisme.

“Budaya di mana siapapun bisa masuk, apapun latar belakang agamanya, sukunya, pendidikannya. Budaya, yang kalau mau kerja sama itu, mau kerja sama dengan semua orang, jangan hanya sama satu perguruan tinggi saja,” ucapnya. 

Lebih lanjut, Menkes menyebutkan, perubahan budaya kerja di rumah sakit akan menjadi fokus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, tolak ukur keberhasilan perubahan budaya kerja di rumah sakit adalah jika banyak warga Malaysia dan Singapura yang datang berobat ke Indonesia. 

“Layanan kita memang kurang bagus, tapi bukan dari sisi hardware, tapi karena budaya, perilaku, servis, keterampilan, spend waktu, empati, itu yang masalah dan harus kita perbaiki bersama,” tuturnya. 

Baca Juga: Wamenkes Tekankan Integrasi NCC, PCC, PSC 119 untuk Kegawatdaruratan Terpadu

Selain perubahan budaya kerja, Menkes kembali mengingatkan tiga hal yang harus dilakukan oleh RS PON sebagai rujukan nasional layanan stroke. Pertama, memberikan layanan neurologi terbaik; kedua, menjadi pusat penelitian yang terdepan; dan ketiga, melakukan pengampuan nasional. 

Proyek pembangunan Gedung INN terdiri dari dua gedung utama, yaitu Gedung Pelayanan serta Gedung Pendidikan dan Penelitian.

Direktur Utama RS PON dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S, MARS kembali menjelaskan, proyek pembangunan Gedung INN terdiri dari dua gedung utama, yaitu Gedung Pelayanan serta Gedung Pendidikan dan Penelitian.

Gedung Pelayanan dirancang untuk memberikan layanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi melalui sistem klaster.

Layanan unggulan yang akan tersedia di gedung ini meliputi Autism Centre, Epilepsy Centre, Rehabilitation Centre, Stroke Centre, dan berbagai layanan lain yang berfokus pada penanganan penyakit otak dan sistem saraf dengan standar internasional.

Baca Juga: Indonesia Terlibat dalam Fortifikasi Pangan Skala Besar

“Sejumlah fasilitas rawat inap seperti ruang operasi, Cath Lab serta ICU, HCU, dan SCU juga akan ditambah untuk memperkuat kapasitas layanan kami dalam menjawab kebutuhan yang terus meningkat,” katanya. 

Sementara itu, ia melanjutkan, Gedung Pendidikan dan Penelitian dirancang untuk mendukung Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Hospital Based System bagi pendidikan spesialis neurologi, yang rencananya dimulai pada awal 2025. 

“Program Pendidikan Hospital Based ini diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan dokter spesialis neurologi Indonesia,” ucapnya. 

Gedung penelitian didedikasikan untuk memajukan penelitian translasional, yang berfokus pada pengembangan pengobatan presisi. Gedung ini diharapkan menjadi pusat unggulan dalam penelitian dan inovasi terbaru, yang akan meningkatkan kualitas perawatan dan hasil pengobatan pasien.

Gedung ini juga akan dilengkapi dengan Unit Uji Klinis yang memiliki kapasitas 18 tempat tidur. Fasilitas ini diharapkan mampu menarik kemitraan nasional dan internasional.

Baca Juga: Pimpinan Perusahaan Harus Peduli dengan Kesehatan Jiwa Pekerjanya

Dengan fasilitas yang canggih dan dukungan kuat dari berbagai pihak, pembangunan Gedung INN ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan di Indonesia, serta mendorong tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

“Semoga dengan adanya gedung ini, pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia semakin maju dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia terutama di bidang otak dan persyarafan,” harapnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *