Mojokerto, serayunusantara.com – Tak hanya menanggung semua biaya penanganan 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Pemerintah Kota Mojokerto juga memberikan layanan trauma healing bagi para korban, keluarga, serta guru pendamping.
Insiden tersebut menyisakan duka mendalam. Dari 13 siswa yang terseret ombak, 4 di antaranya ditemukan meninggal dunia, sementara 9 lainnya berhasil diselamatkan meski harus menjalani perawatan medis.
“Fokus utama kami saat ini adalah pemulihkan kondisi 9 siswa yang selamat, trauma healingsudah kami berikan baik kepada korban maupun orangtua korban meninggal dunia, kami akan terus lakukan pendampingan,” tutur Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, seperti dikutip dalam laman Pemerintah Kota Mojokerto, Selasa (3/2/2025).
Baca Juga: Anggaran Dipotong Rp14T, Kemenag Cari Solusi Agar Program Tidak Terhambat
Sebagai langkah pemulihan pascakejadian, Pemkot Mojokerto juga akan memberikan layanan trauma healing yang menyasar seluruh rombongan outing class, termasuk siswa dan guru pendamping.
“Kami berupaya memastikan mereka yang terdampak secara psikologis mendapat pendampingan yang tepat agar bisa segera pulih,” tambahnya.
Program pemulihan ini melibatkan sinergi pentahelix dengan menghadirkan tim psikolog dari berbagai instansi, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak; Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana; serta RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk terus memberikan perhatian penuh bagi para korban dan keluarga yang terdampak, termasuk memastikan proses pemulihan berjalan optimal.