Pertahankan Predikat Lumbung Cabai Nasional, DKPP Kontinyu Evaluasi Budidaya di Kabupaten Blitar

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto. (foto: Ahmad Zunaedi/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Wawan Widianto menyebut Bumi Penataran menjadi salah satu daerah penyangga kebutuhan cabai nasional.

Dengan predikat itu, pihaknya secara terus-menerus melalukan evaluasi agar produktivitas cabai di Kabupaten Blitar untuk menyokong kebutuhan tidak mengalami penurunan.

Melansir Badan Pusat Statistik (BPS), produksi cabai rawit di Indonesia sebanyak 1,39 juta ton pada 2021. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1,5 juta ton.

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terkenal sebagai produsen cabai rawit terbesar di tanah air. Beberapa wilayah yang menjadi sentra produksi cabai rawit di provinsi ini, antara lain Kabupaten Malang, Kabupaten Nganjuk, dan tentunya Kabupaten Blitar.

Sementara diKabupaten Blitar menjadi pemasok cabai terbesar di Indonesia. Pada tahun 2021, produksi cabai rawit mencapai 713.370 kwintal.

Wawan menjelaskan, pihaknya senantiasa melakukan evaluasi terkait cabai rawit. Selain dilakukan oleh DKPP Kabupaten Blitar juga dilakukan sewaktu-waktu oleh pemerintah pusat maupun daerah

“Paling tidak kita terus menjaga ketersediaan cabai,” kata Wawan saat dihubungi Serayu Nusantara, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga: Alokasi Pupuk Subsidi Di Kabupaten Blitar, DKPP: Berdasarkan Hasil RDKK

Namun begitu, Wawan menjelaskan, pada tahun 2022 kemarin. Produktivitas cabai di Kabupaten Blitar sedikit menurub lantaran bencana alam yang terjadi terus-menerus.

“Karena adanya hujan terus-menerus adanya banjir, sehingga menyebabkan genangan-genangan di sawa yang itu membuat cabai banyak yang poso ataupun gagal panen,” lanjutnya.

Menurutnya, meskipun tidak semua wilayah Kabupaten Blitar terdampak bencana alam, akan tetapi hal itu beriman terhadap produksi cabai di Bumi Penataran.

“Kebanyakan yang terjadi (cabai terkena imbas bencana alam) berada di daerah yang berada di aliran Sungai Brantas,” imbuhnya.

Baca Juga: PU Fraksi GPN DPRD Kabupaten Blitar: Apresiasi Opini WTP dan Sampaikan Catatan Penting

Namun demikian, kata dia, karena kegigihan, petani tidak putus asa. Terbukti, setelah banjir itu mereda penanaman yang dilakukan petani sangat banyak.

“Harapannya pada tahun 2023 kebutuhan cabai untuk Blitar dan nasional bisa tetap terjaga,” pungkasnya. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *