Jatim, serayunusantara.com – Perum Jasa Tirta I memulai kegiatan flushing (atau yang dikenal masyarakat sebagai pladu) di Bendungan Wlingi dan Lodoyo, Kabupaten Blitar, pada Minggu (27/4/2025). Kegiatan ini merupakan upaya rutin untuk mengurangi sedimentasi yang mengikis kapasitas tampung bendungan, sekaligus mempertahankan fungsinya dalam mendukung pembangkit listrik tenaga air (PLTA), irigasi, dan pengendalian banjir.
Menurut Ganindra Adi Cahyono, Vice Presiden Regional 1 Perum Jasa Tirta I, flushing pertama dilakukan di Bendungan Lodoyo yang terletak di hilir Bendungan Wlingi. Pintu air Lodoyo dibuka pukul 08.15 WIB, diikuti Bendungan Wlingi pada pukul 08.45 WIB.
Perusahaan menargetkan pembuangan 500.000 meter kubik sedimen, terdiri dari 300.000 meter kubik dari Wlingi dan 200.000 meter kubik dari Lodoyo. “Kami berharap realisasinya bisa melebihi target guna memulihkan kapasitas dan memperpanjang usia bendungan,” ujar Ganindra.
Untuk mempercepat proses, Perum Jasa Tirta I mengerahkan enam ekskavator di Bendungan Wlingi dan dua unit di Lodoyo guna mengaduk endapan sedimen yang menumpuk selama setahun. Ganindra menekankan bahwa pekerjaan ini tidak bisa selesai dalam sehari karena sedimentasi yang sangat padat.
Baca Juga: Jatim Soroti Pentingnya Kolaborasi Pusat-Daerah pada Peringatan Hari Otonomi ke-29
Sementara itu, Sucipto Eko Pranoto, Kepala Sub Divisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas 1, mengungkapkan bahwa kapasitas tampung kedua bendungan telah menurun drastis. Bendungan Wlingi kini hanya menyisakan 46% (2,4 juta meter kubik) dari kapasitas awal 5,2 juta meter kubik (sejak 1980). Sedangkan di Lodoyo, tersisa 44-45% (2,1 juta meter kubik). Pasca-flushing, diharapkan kapasitas Wlingi naik menjadi 2,7 juta meter kubik dan Lodoyo mencapai 2,3 juta meter kubik.
Ganindra juga mengingatkan warga agar berhati-hati saat pladu berlangsung, karena banyak masyarakat yang datang untuk mengambil ikan yang terdesak ke permukaan. “Nikmati momen ini, tetapi utamakan keselamatan,” pesannya. (Serayu)