Eri Anggerianto, Guru Penggerak angkatan 4 yang baru sebelas bulan diangkat menjadi kepala sekolah di SD Negeri 14 Sijuk, Kabupaten Belitung Timur bersama Iwan Syahril, Dirjen PDM. (Foto: Kemendikbudristek RI)
Belitung, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendikbudristek RI, Eri Anggerianto merupakan Guru Penggerak angkatan 4 yang baru sebelas bulan diangkat menjadi kepala sekolah di SD Negeri 14 Sijuk, Kabupaten Belitung Timur. Cucu dan anak dari seorang guru dan kepala sekolah membuat Eri semakin mencintai profesi yang dapat membantu peserta didik membentuk karakter dan menemukan potensi terbaiknya. Niat yang tulus, bekal dari Pendidikan Guru Penggerak (PGP), dan pemanfaatan Rapor Pendidikan sangat membantu Eri memimpin perubahan di sekolah.
“Materi-materi dari PGP seperti disiplin positif, filosifi Ki Hajar Dewantara, serta pengelolaan sumber daya sekolah sangat mendukung peran saya sebagai kepala sekolah yang belum genap satu tahun,” ujar Eri saat bercerita kepada Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), yang berkunjung di sekolahnya (21/4).
Lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka tersebut mengimplementasikan ilmu yang ia dapat di PGP, misalnya saat guru bertemu murid yang sering mengganggu temannya atau murid yang berani berkata kasar kepada guru, Eri meminta gurunya menggunakan disiplin positif dengan menerapkan segitiga restitusi untuk mengajak murid berefleksi tentang aktivitas apa yang mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka dapat menghargai dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
“Kita sebagai guru harus dapat menciptakan kondisi yang membuat peserta didik bersedia menyelesaikan masalah yang terjadi. Saya mengajar guru untuk memposisikan dan menyesuaikan diri dengan peran sebagai manajer dan teman dibanding memposisikan diri sebagai penghukum atau membuat murid merasa bersalah atau pemantau,” lanjut Eri bersemangat.
Saat ditanya oleh Dirjen PDM, apa lagi yang membantu dari Pendidikan Guru Penggerak yang membantu peran-peran menjadi kepala sekolah? Eri menjawab, “kami menerapkan pendekatan berbasis aset (asset base thinking) di mana ternyata banyak peluang stakeholder yang bisa membantu sekolah. Kami bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Wilayah Belitung untuk pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan Pendidikan, kerja sama dengan paguyuban orang tua untuk mendesain, mengkonsep, dan menghias kelas agar menjadi tempat belajar yang menyenangkan, hingga pelibatan pemerintah desa untuk optimalisasi perpustakaan desa dan sekolah bagi murid.”
Baca Juga: Persiapan Telah Matang, Kemendikbudristek Siap Suguhkan Konser Musikal ‘Memeluk Mimpi-Mimpi’
Rapor Pendidikan Bantu Sekolah Memprioritaskan Fokus Perbaikan Layanan
Selain dibekali dengan Pendidikan Guru Penggerak, sebagai seorang kepala sekolah baru yang bertugas sekolah dasar yang belum pernah ia kenali, Eri menggunakan data Rapor Pendidikan untuk mendapatkan data dan informasi awal kondisi sekolah.
“Saya sangat terbantu dengan data dan kondisi capaian sekolah yang terdapat di Rapor Pendidikan sehingga saya dan guru-guru dapat menentukan indikator prioritas mana yang akan kami refleksikan dan tingkatkan kualitasnya,” ujar Eri yang juga merupakan Ketua Komunitas Belajar Gugus Kepang Dua tersebut.
Eri melanjutkan bahwa ia memilih literasi dan karakter yang menjadi fokus peningkatan kompetensi yang akan dipelajari dan ditindaklanjuti oleh sekolah. Melalui Rapor Pendidikan ia mendapatkan petunjuk dan bahan refleksi diri bagi sekolah untuk membuat rencana kinerja tahunan (RKT).
“Kami merancang 8 program pengembangan SD Negeri 14 Sijuk dimana , setiap program terdapat 1 guru yang menjadi pembina program. Ada PKP5, Gemerlap, Pelita, GIAT, Seni dan Olahraga, Kewirausahaan, Pekerti, Bertaut. Selain 8 program sekolah, kami membentuk komunitas belajar di sekolah di mana kami para guru akan belajar dan berbagi minimal satu kali dengan topik-topik yang dibutuhkan para guru atau yang dibutukan sekolah,” lanjut kepala sekolah asli Belitung tersebut.
Eri tak menyangka bahwa kesempatan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan belajar tentang Rapor Pendidikan mendukung peran dan amanah yang saat ini ia emban sebagai kepala SD Negeri 17 Sijuk. “Tahap demi tahap saya berharap dapat mengajak semua warga sekolah untuk membuat sekolah ini menjadi tempat yang menyenangkan bagi para peserta didik,” pungkasnya.***