Staf humas Polres Trenggalek memberi pembekalan bijak bermedia sosial dalam acara Diklat Nasionalisme Patriotisme dan Kongres ke VIII SMAN 2 Trenggalek, 11-12 November. 2023 (ANTARA/HO – Humas Polres Trenggalek)
Trenggalek, serayunusantara.com – Kepolisian Resort Trenggalek, Jawa Timur mengintensifkan kampanye bijak bermedia sosial kepada warganya, terutama generasi milenial atau Gen-Z, untuk memerangi kabar bohong atau hoaks yang diprediksi meningkat seiring tahun politik jelang Pemilu 2024.
“Untuk itulah, kami mengajak Gen Z agar lebih bijak dalam bermedsos. Saring sebelum sharing (menyebarkan konten),” kata Kasi Humas Polres Trenggalek, Iptu Susila Basuki di Trenggalek, Senin (13/11/2023) seperti dilansir dari laman ANTARA.
Dikatakan, saat ini sangat mudah menemukan konten di media sosial yang berisi ujaran kebencian maupun hoaks. Menurutnya, hal ini terjadi karena rendahnya kesadaran bahwa tidak ada kebebasan absolut.
“Yang ada adalah kebebasan yang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Ini penting dipahami agar menjadi kesadaran bersama,” katanya.
Baca Juga: Progres 22,5%, Bendungan Bagong Akan Tingkatkan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek Seluas 857 Ha
Selain merugikan orang lain, lanjut dia, kabar bohong atau hoaks itu juga berimplikasi pada aspek hukum yang termaktub dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Untuk itu, dia mengingatkan kepada generasi muda untuk tidak sembarangan atau sekedar ikut-ikutan mengunggah ulang atau menyebarluaskan konten informasi yang belum diketahui kejelasan sumber informasinya.
“Ada beberapa alasan mengapa orang meneruskan hoaks. Pertama, berita dari orang yang dapat dipercaya tanpa memeriksa kembali kebenaran informasi, mengira bermanfaat, mengira benar dan ini yang paling sering terjadi, ingin dianggap sebagai orang yang pertama tahu. Ingat media sosial bukan ruang privat, melainkan ruang publik,” ujarnya.
Untuk mengetahui apakah informasi itu valid atau tidak, pihaknya memberikan tips kepada generasi penerus itu. Cara mendeteksinya adalah melalui 4C, yaitu cermati, cek, cari dan cepat.
Selain itu dapat juga memanfaatkan fast checking untuk mengetahui penulis, narasumber berikut kompetensi dan kredibilitasnya.
“Kita harus cerdas dan meningkatkan literasi media sosial. Literasi disini mencakup juga melek visual yaitu kemampuan untuk mengenali dan memahami ide yang disampaikan secara visual melalui video atau gambar,” katanya. (tim/serayu)