Presiden Joko Widodo saat meninjau pompanisasi Kementan di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan. (Foto: Kementan RI)
Lampung, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementan RI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan saat ini banyak negara di dunia tengah dilanda Kekeringan panjang. Akibatnya produksi pertanian mengalami penurunan. Karena itu, dia menilai program pompanisasi yang dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan solusi tepat yang dapat dipasang di seluruh Indonesia.
“Sekarang ini semua negara produksinya turun gara-gara gelombang panas dan kekeringan panjang. Karena itu pompanisasi ini untuk mengantisipasi kalau terjadi kering panjang, terjadi gelombang panas, dan kita harus siap dulu sehingga produktivitas petani, produksi beras kita tidak turun,” ujar Presiden saat meninjau pompanisasi Kementan di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis, 11 Juli 2024.
Presiden memuji sistem irigasi dan saluran air sekunder maupun tersier persawahan di Provinsi Lampung dalam kondisi baik sehingga memungkinan para petani untuk bertanam lebih dari satu kali. Presiden berharap Lampung terus menjadi salah satu penyangga utama bagi ketersediaan pangan Indonesia.
“Saya lihat di sini (Lampung), irigasinya baik, ini kita tarik airnya dari irigasi yang lebih rendah untuk masuk ke irigasi sekunder, tersier, bisa lari ke sawah sehingga kita harapkan yang biasanya tanam panen sekali bisa dua kali, yang sudah dua kali bisa tiga kali,” katanya.
Baca Juga: Gebyar Panen Raya, Mentan Amran dan TNI AL Sinergi Akselerasi Ketahanan Pangan
Sebagai informasi, sebaran pompa di Provinsi Lampung dari tahun 2019 hingga 2024 mencapai 2.606 unit. Sementara untuk Kabupaten Lampung Selatan dialokasikan 150 unit pompa di tahun 2024. Adapun luas baku sawah di sana mencapai 38.688 hektare dengan potensi sawah tadah hujan mencapai 30.976 hektare.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat mendampingi Presiden mengatakan bahwa penambahan pompa untuk Lampung Selatan mencapai 150 unit dan diharapkan mampu menjangkau 1.650 hektare dengan rata-rata provitas mencapai 5 ton per hektare.
“Dengan bantuan ini diharapkan potensi produksinya mencapai 16.500 ton GKG dengan IP 300 atau terjadi peningkatan 5.6 persen dari tahun sebelumnya,” katanya.
Sebagai informasi, pada Tahun 2023, luas panen padi di Provinsi Lampung mencapai 530,11 ribu hektare dengan produksi padi sebesar 2,76 juta ton gabah kering giling (GKG) dan menjadi produsen beras terbesar ke-6 di Indonesia.***