Profesi PEH, Garda Terdepan Misi Penyelamatan Ekosistem Bumi

Dalam rangka memperingati HKAN 2024, KLHK melalui Direktorat Jenderal KSDAE menggelar Sarasehan Pejabat Fungsional PEH di Solo, Jawa Tengah. (Foto: KLHK RI)

Solo, serayunusantara.com – Melansir dari laman KLHK RI, Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) menggelar Sarasehan Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dengan tema, “Peran PEH untuk Alam yang Berkelanjutan” di Solo, Jawa Tengah (28/8/2024).

Sarasehan PEH kali ini dibuka langsung oleh Direktur Jenderal KSDAE, Prof. Satyawan Pudyatmoko dan dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, beberapa Kepala UPT Ditjen KSDAE, Pejabat Fungsional Utama Ditjen KSDAE serta PEH dari seluruh Indonesia yang berjumlah lebih kurang 185 orang yang hadir secara offline dan 550 secara online.

Sarasehan ini menjadi wadah bagi para profesional PEH untuk mendiskusikan tantangan dan strategi dalam melindungi hutan Indonesia, dengan fokus khusus pada bagaimana generasi muda dapat berkontribusi secara nyata dalam upaya konservasi. Momentum ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawab menjaga alam bukan hanya berada di tangan para profesional, tetapi juga di pundak generasi muda yang akan mewarisi bumi ini.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Satyawan menekankan pentingnya peran PEH sebagai garda terdepan dalam menjaga kelestarian hutan dan keseimbangan ekosistem. “Perlindungan hutan dan kelestarian alam adalah aspek penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alam. PEH adalah ujung tombak dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,” ujarnya.

Prof. Satyawan juga menggarisbawahi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan hutan, seperti deforestasi, degradasi hutan, dan perubahan iklim. Menurutnya, PEH perlu terus meningkatkan kapasitas dan kapabikitasnya untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks. “Teknologi dan metode pengelolaan hutan berkembang pesat, PEH harus terus belajar untuk menambah khazanah pengetahuan agar tidak tertinggal dengan perkembangan dunia saat ini. Oleh karena itu, penting bagi PEH untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru dan berbagi pengetahuan serta pengalaman dengan sesama tenaga teknis,” tambahnya.

Baca Juga: Menteri LHK Anugerahi 13 Kepala Daerah Atas Dukungan Gerakan LIngkungan Di Sekolah Adiwiyata

Tahun 2024 telah terbit Undang Undang Nomor 32 Tahun 2024 yang merupakan revisi Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Eksosistemnya, Dirjen KSDAE menitipkan pesan kepada PEH untuk dapat menangkap aspirasi dan interest publik terhadap Undang Undang ini.

Prof. Satyawan juga mengapresiasi karya-karya ilmiah PEH yang telah dikumpulkan dan menjadi bahan kebijakan yang berharga bagi KLHK. “Saya menyambut baik karya-karya yang telah dilakukan selama ini. Hal ini membuktikan bahwa PEH tidak hanya berperan di lapangan tetapi juga dalam penciptaan inovasi yang mendukung konservasi alam,” ungkapnya.

Selain itu, Prof. Satyawan menyampaikan ucapan selamat kepada PEH yang berprestasi dan telah mendapatkan penghargaan pada Festival LIKE-2 2024. Ini menunjukkan komitmen KLHK dalam mendukung aktualisasi generasi muda dalam upaya konservasi alam.

Sebagai bagian dari upaya nasional untuk mencapai Indonesia FOLU Net Sink 2030, Prof. Satyawan menegaskan bahwa PEH harus berperan aktif dalam mengimplementasikan rencana operasional yang telah ditetapkan. “Hilangnya keanekaragaman hayati adalah isu krusial saat ini, dan PEH memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kelestarian biodiversitas di Indonesia,” ujar beliau.

Dalam acara ini, Para PEH yang tergabung dalam IPEHINDO menyerahkan 1 (satu) eksemplar buku Bunga Rampai Karya Ilmiah PEH Indonesia dengan tema “Karya Nyata Demi Keberlanjutan Ekosistem Hutan” yang merupakan rangkuman karya tulis ilmiah oleh sejumlah PEH dari UPT KLHK di Indonesia. Acara ini juga menjadi ajang launching lagu Mars IPEHINDO yang diciptakan oleh Kiswanto PEH Balai Besar KSDA Jawa Timur.

Baca Juga: Jambore Konservasi Alam 2024, Tawarkan Pengalaman Menarik Bagi Generasi Muda

Melalui acara ini, KLHK berharap dapat terus meningkatkan kolaborasi antara PEH, peneliti, masyarakat, dan pemerintah dalam upaya menjaga hutan Indonesia agar tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang. Dengan tema besar HKAN tahun ini, “Aktualisasi Konservasi Alam pada Generasi Muda”, acara Sarasehan PEH ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang memperkuat semangat konservasi di kalangan generasi muda.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *