Rakor Tingkat Menteri Terkait Persiapan PON Aceh-Sumut 2024

Menpora RI Dito Ariotedjo saat konferensi pers usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri di Ruang Rapat Menko PMK, lantai 8, Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (13/5). (Foto: Herry/Kemenpora RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenpora RI, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo mengatakan bahwa Kemenpora dan seluruh federasi olahraga menjadikan Pekan Olahraga Nasional (PON) ini sebagai ajang talent scouting.

Hal tersebut disampaikan saat konferensi pers usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Progres Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 dan Pembahasan Usulan Tambahan Anggaran PON XXI dari Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara di Ruang Rapat Menko PMK, lantai 8, Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (13/5).

“Jadi kami dan seluruh federasi olahraga bahwa PON ini bisa jadi talent scouting. Dan bagi atlet berprestasi dan dianggap bisa melanjutkan di kancah dunia, pastinya nanti dari Kemenpora akan ada reward dalam rangka pembinaan dan juga penguatan potensi prestasi dari masing-masing atlet,” ucap Menpora Dito.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa atlet yang mengikuti PON berasal dari provinsi dan ini merupakan suatu kebanggaan bagi provinsi.”Karena itu biasanya para atlet yang mendapat medali akan mendapatkan apresiasi dari kepala daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Baca Juga: Menpora Dito Optimis Indonesia Bisa Raih Prestasi di ASEAN School Games 2024

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menghimbau kepada kepala daerah untuk memberikan apresiasi kepada atlet berprestasi di Ajang PON 2024.

“Untuk kepala daerah agar nanti untuk memberikan reward kepada para atlet yang meraih prestasi dalam PON ini. Karena PON ini adalah ajang nasional yang membawa kebanggaan daerah masing-masing,” tutur Mendagri.

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami Hamzah  menjamin keamanan pelaksanaan PON di Aceh.”Kami memang selalu menyesuaikan kondisi dengan memperhatikan keragaman keyakinan yang ada. Islam sebagai agama utama di Aceh tidak mengganggu keyakinan lain, dan masyarakat Aceh sudah teredukasi mengenai hal ini,” katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Pj. Gubernur Sumut, Hassanudin bahwa Sumatera Utara, seperti daerah-daerah lain termasuk Aceh, senantiasa harmoni dalam keragaman.

Baca Juga: Menpora Dito Saksikan Kemeriahan Festival Kebersamaan di Pangkalan Bun

“Saya yakinkan bahwa Sumatera Utara, senantiasa harmoni dalam keragaman. Apalagi dalam kegiatan olahraga, kami sangat menyambut baik dan bahagia,” ujarnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *