Blitar, serayunusantara.com – Ribuan warga memadati halaman kantor Desa Bendorejo, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Sabtu (11/5/2025) malam, untuk mendengarkan ceramah dari ulama kharismatik Gus Ellham Yahya dari Pengasung Pondok Pesantren (PP) Al-Ikhlas 2 Kediri, dalam agenda Bersih Desa.
Acara ini bukan hanya menjadi ajang tradisi tahunan, tapi juga momentum untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat spiritualitas masyarakat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Bendorejo, Mohamad Minoto, mengungkapkan rasa syukur atas lancarnya penyelenggaraan kegiatan yang dinanti-nantikan warga setiap tahunnya.
“Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT, malam ini kita bisa kembali menggelar Bersih Desa Bendorejo tahun 2025. Ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah diberikan,” ujar Minoto penuh haru.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut.
“Terima kasih kepada semua pihak diantaranya Forkompincam Udanawu, tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga desa, dan warga Bendorejo yang telah bersinergi demi suksesnya kegiatan malam ini. Tanpa dukungan dan kebersamaan, acara sebesar ini tidak mungkin bisa berjalan lancar,” tambahnya.

Minoto menegaskan bahwa kegiatan Bersih Desa merupakan wujud kebersamaan warga dalam memohon keberkahan dan keselamatan hidup bermasyarakat.
“Setiap tahun, kami selalu berupaya melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam Bersih Desa. Doa bersama ini menjadi simbol harapan kita semua, agar desa kita senantiasa diberi kelancaran, kedamaian, dan kesejahteraan di masa depan,” ucapnya.
Pengajian yang diisi Gus Ilham Yahya menjadi puncak acara. Tausiyah yang disampaikannya tak hanya menyentuh sisi religius, namun juga menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga harmoni sosial dan spiritual.
Dari pantauan dilapangan, terlihat antusiasme warga yang hadir, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Bersih Desa bukan hanya bagian dari budaya, tetapi juga kebutuhan rohani masyarakat yang terus dijaga kelestariannya. (Jun)