Santri Kediri Longmarch “Nderek Kyai”: Suara Lirboyo Menegur Siaran yang Lukai Marwah Pesantren

Kediri, serayunusantara.com Ribuan santri berjalan di ruas jalan Kota Kediri, Selasa (21/10/2025).

Di bawah terik matahari, mereka bergerak dalam satu barisan: Nderek Kyai. Aksi damai ini bukan sekadar longmarch, tapi pernyataan sikap terhadap tayangan televisi nasional yang dianggap merendahkan pesantren dan ulama.

Kegiatan yang diinisiasi Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kediri Raya ini dimulai dari Stadion Brawijaya dan berakhir di Kantor DPRD Kabupaten Kediri.

Sekitar 500 peserta dari Himasal, Banser, dan berbagai pesantren mengikuti longmarch dengan iringan sholawat dan spanduk bertuliskan seruan moral.

Baca Juga: SMA 5 Taruna Brawijaya Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Kamtibmas Tingkat Pelajar Piala Kapolres Kediri Kota

Ketua Himasal Kediri Raya, KH. Abubakar Abdul Djalil (Gus AB), menegaskan bahwa aksi tersebut adalah bentuk cinta, bukan amarah.

“Kami datang dengan damai, tapi tegas menyampaikan keberatan. Marwah pesantren tidak boleh dijadikan bahan olok-olok hiburan,” ujarnya.

Setibanya di Kantor DPRD, rombongan disambut hangat oleh Bupati Kediri Hanindito Pramana Putra, yang mengapresiasi semangat santri menjaga kehormatan kyai.

“Apa yang dilakukan hari ini adalah bentuk cinta yang elegan. Semoga ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijak menampilkan pesantren di ruang publik,” katanya.

Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim menyatakan dukungan penuh terhadap aksi damai tersebut. Ia menegaskan kepolisian siap menjaga ruang ekspresi masyarakat yang disampaikan dengan tertib.

“Kami kawal agar semua berjalan aman. Aspirasi seperti ini harus diterima dengan kepala dingin,” tegasnya.

Usai pembacaan istighosah dan sholawat, perwakilan Himasal menyerahkan pernyataan sikap resmi kepada Bupati Kediri, sebelum 150 santri diberangkatkan ke Surabaya untuk melanjutkan aspirasi ke DPRD Jawa Timur.

Sepanjang kegiatan, situasi tetap kondusif berkat pengamanan gabungan dari Polres Kediri Kota dan jajaran Polsek.

Namun di balik kedamaian itu, gema langkah santri meninggalkan pesan jelas: pesantren boleh sederhana, tapi harga diri dan marwahnya tidak untuk ditawar. (serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *