Kemenperin melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi di Politeknik STMI Jakarta yang diarahkan untuk mendukung kebutuhan SDM bidang otomotif. (Foto: Kemenperin RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenperin RI, Sektor otomotif di Indonesia tidak hanya menciptakan lapangan kerja, namun juga telah menjadi katalis bagi inovasi, penelitian, dan pengembangan. Pemerintah telah menetapkan arah pengembangan industri otomotif ke arah kendaraan ramah lingkungan, melalui percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Ekspansi industri otomotif yang pesat menghasilkan ekosistem electric vehicle (EV) yang memiliki produsen, pemasok, dealer, dan penyedia layanan yang kuat.
Pengembangan ekosistem EV tidak lepas dari kebutuhan akan investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ketersediaan SDM Industri yang kompeten akan meningkatkan produktivitas dan menjadikan industri lebih berdaya saing. Hal ini berusaha diwujudkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi di Politeknik STMI Jakarta yang diarahkan untuk mendukung kebutuhan SDM bidang otomotif.
“Keberadaan kalian sebagai mahasiswa Politeknik STMI Jakarta, menjadi bagian dari ekosistem pengembangan industri otomotif melalui penyediaan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberikan kuliah umum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik STMI Jakarta di Jakarta, Selasa (29/8).
Politeknik STMI Jakarta adalah perguruan tinggi vokasi industri dalam naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian yang memiliki program-program studi terkait otomotif, di antaranya Teknik Industri Otomotif, Sistem Informasi Industri Otomotif, Administrasi Bisnis Otomotif, Teknik Kimia Polimer, dan Teknologi Rekayasa Otomotif.
Baca Juga: Gembleng SDM Terampil, Kemenperin Bangkitkan Kinerja Industri Tekstil
Peminat politeknik tersebut cukup tinggi. Pada tahun 2023, terdapat 3781 pendaftar melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) dengan hanya 400 orang yang diterima. Ke depan, politeknik tersebut akan terus meningkatkan jumlah lulusan, dengan setidaknya 600 sarjana terapan per tahun untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja sektor industri otomotif.
Menperin menyampaikan bahwa mahasiswa politeknik STMI sebagai generasi muda merupakan modal bagi pengembangan sektor industri di masa depan, terlebih bagi industri otomotif yang potensi pengembangannya sangat luas. “Industri otomotif memiliki kompleksitas dan potensi yang sangat besar. Jika bicara soal ekosistem, dari mulai hulu di sektor pertambangan, kemudian melalui hilirisasi Indonesia kakan bisa memproduksi baterai EV dalam waktu dekat. Dengan teknologi yang terus berkembang, dapat dikatakan bahwa di industri ini sky is the limit,” kata Menperin.
Karenanya, Menperin memberikan apresiasi kepada Politeknik STMI Jakarta yang telah meningkatkan kapasitas penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini, dan Kepala BPSDMI yang telah konsisten melaksanakan target peningkatan jumlah siswa dan mahasiswa vokasi Kemenperin. “Saya menitipkan pengembangan SDM kepada Direktur Politeknik STMI Jakarta, agar program pendidikan dan silabusnya disesuaikan dengan program pengembangan industri, khususnya otomotif,” pesan Menperin.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan menjelaskan, Politeknik STMI Jakarta berupaya mencetak SDM industri otomotif unggul serta siap menghadapi industri 4.0. “Kemenperin telah menerapkan secara konkrit kurikulum teknologi 4.0 dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, industri pengguna lulusan poltek STMI ini mendapatkan kualifikasi lulusan yang telah dibekali kompetensi Industri 4.0,” ujarnya.
Baca Juga: Industri Tetap Beroperasi, Kemenperin Bentuk Tim Inspeksi Kualitas Udara
Politeknik STMI Jakarta telah menjalin kerja sama internasional terkait penerapan industri 4.0 di kampus melalui Program LeMMI 4.0. Program tersebut adalah salah satu hasil kerja sama Kemenperin dengan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) Jepang. Program ini dikembangkan bersama Lexer Research dan Fuso Machine Works untuk menata dan mensimulasi proses produksi dan manufaktur.
“Kehadiran Politeknik STMI Jakarta sebagai politeknik industri otomotif telah mendapat perhatian dari luar negeri. Selain kerja sama dengan Jepang, kami sedang diarahkan ikut dalam program kerja sama root technology dari pihak pemerintah Republik Korea. Kegiatan-kegiatan tersebut telah memperkuat kepercayaan diri Politeknik STMI Jakarta dengan bisa ikut berperan dalam membangun SDM industri otomotif nasional,” jelas Direktur Politeknik STMI Jakarta Mustofa.***