Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo membuka Seminar Nasional Hari Kartini di Gedung Sumekto Djajanegara, Politeknik Pariwisata Negeri Medan, Sumatra Utara, Selasa (23/4/2023). (Foto: Kemenparekraf RI)
Medan, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenparekraf RI, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo menegaskan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif harus menjadi pelopor kesetaraan gender dan dalam memberikan ruang yang adil bagi perempuan untuk berkreasi dan berkarya demi terwujudnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Wamenparekraf Angela dalam Seminar Nasional Hari Kartini di Gedung Sumekto Djajanegara, Politeknik Pariwisata Negeri Medan, Sumatra Utara, Selasa (23/4/2024), mengatakan sejatinya perempuan memiliki peranan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya atas peranannya di dalam keluarga tapi juga dalam menunjang kehidupan atau ekonomi keluarga.
“Kita ketahui UMKM di Indonesia adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Serapan tenaga kerja di sektor UMKM mencapai 97 persen, dan yang ingin saya sampaikan di sini bahwa 64 persen pemilik UMKM adalah perempuan,” kata Wamenparekraf Angela.
Data ini dikatakan Angela, menunjukkan betapa besarnya peran perempuan bagi perekonomian Indonesia. Perempuan ketika diberi kesempatan diyakini akan memberikan kontribusi yang tinggi.
Akan tetapi di dunia profesional, peranan perempuan masih terbatas. Di level managerial di Indonesia, kiprah perempuan hanya sebesar 33 persen. Sedangkan di sektor pariwisata sedikit lebih tinggi yakni 37 persen.
Baca Juga: Menparekraf Dorong Perempuan Indonesia Jadikan Kartini Sebagai Inspirasi dan Terus Berkarya
“Tapi kalau kita bicara representasi, belum merepresentasikan yang sesungguhnya karena populasi perempuan di Indonesia sudah lebih dari 49 persen,” ujarnya.
Belum lagi jika berbicara tentang pay gap atau kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki, yang di tahun 2020 tercatat kesenjangannya masih di angka rata-rata 20 persen.
“Inilah yang ingin kita perjuangkan, kita harus mulai dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pariwisata dan ekonomi kreatif harus jadi pelopor karena bagaimanapun juga mayoritas tenaga kerja di sektor parekraf adalah perempuan dan terbukti juga para pelajar di sektor parekraf juga mayoritas perempuan sebesar 75 persen,” kata Angela.
Bersama Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani, ada satu konsep yang akan diperkenalkan dalam upaya memperjuangkan hak-hak perempuan di masa kini.
“Adalah equity bukan equality. equity adalah konsep keadilan, equality adalah konsep kesetaraan. Selama ini kita selalu bicara kesetaraan, satu titik itu bahwa memang perlu kesetaraan tetapi pada faktanya di lapangan tidak bisa demikian,” kata Angela.
Baca Juga: Menparekraf Luncurkan “unBALIvable” sebagai Merek Kolektif Provinsi Bali
Karenanya pemerintah harus hadir membuat satu kesempatan dan ekosistem yang sesuai dengan situasi dan kondisi perempuan.
“Di momen Hari Kartini ini, mari kita mulai untuk mendorong dan memulainya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Angela.
Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani; Direktur Poltekpar Medan, Ngatemin; serta Kapusbang SDM Kemenparekraf, Andar Danova L. Goeltom.***