Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Kota Surabaya, melalui Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker), mencatat sekitar 38 ribu pengguna telah memanfaatkan aplikasi Link and Match ASSIK (Arek Suroboyo Siap Kerjo). Mayoritas pengakses platform berbasis web ini merupakan pencari kerja dalam usia produktif.
Agus Hebi Djuniantoro, Kepala Disperinaker Surabaya, menjelaskan bahwa aplikasi ASSIK memudahkan pencari kerja menemukan pekerjaan sesuai keahlian dengan upah minimum kota (UMK) Surabaya. Menurutnya, pengguna didominasi oleh kalangan berusia 18 tahun ke atas.
“Mereka yang mendaftar di ASSIK belum tentu menganggur—ada yang berjualan atau menjadi ojek online. Namun, dengan mendaftar, mereka berharap mendapat pekerjaan formal untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” ujar Hebi pada Rabu (2/7/2025).
Hebi menekankan bahwa aplikasi ini menyediakan lowongan terverifikasi, mengurangi risiko penipuan lowongan fiktif yang kerap beredar di media sosial. “Ini upaya kami agar usia produktif bekerja di sektor yang sesuai kompetensinya,” jelasnya.
Baca Juga: Pemkab Lamongan Fokuskan Kebutuhan Dasar dalam Raperda Perubahan APBD 2025
Mantan Kepala BPBD Surabaya itu berharap aplikasi ini dapat menurunkan angka pengangguran terbuka di Surabaya sebesar 0,4% pada 2025. Data BPS menunjukkan tren penurunan sejak 2020: dari 9,79% (2020) turun ke 4,91% (2024).
“Target tahun ini turun minimal 0,4%,” tambahnya.
Upaya pemkot meliputi pendataan pencari kerja, pelatihan kewirausahaan, serta penyediaan tenaga ahli. “Kami juga memfasilitasi warga yang ingin bekerja ke luar negeri melalui agen resmi,” sebut Hebi.
Selain itu, job fair digencarkan hingga ke 500 Kampung Pancasila. Pemkot juga bekerja sama dengan DPMPTSP untuk merekomendasikan 60% tenaga kerja ber-KTP Surabaya bagi pengusaha yang mengurus perizinan.
“Ini bagian dari program Wali Kota Eri Cahyadi untuk mengurangi pengangguran melalui kolaborasi dengan sektor usaha dan instansi terkait,” pungkas Hebi. (Serayu)
