Teknologi AI Peluang Besar Tingkatkan Layanan Kesehatan

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menjadi pembicara dalam acara “Google AI untuk Indonesia Emas” di Jakarta, Senin (3/6). (Foto: Kemenkes RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkes RI, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakini bahwa perkembangan teknologi AI Generatif atau kecerdasan buatan di bidang kesehatan akan membawa perubahan signifikan bagi peningkatan layanan kesehatan di Indonesia.

“Saya percaya bahwa saat ini teknologi terus berkembang, yang pada akhirnya juga akan mengubah humanity,” kata Menkes saat menjadi pembicara dalam acara “Google AI untuk Indonesia Emas” di Jakarta, Senin (3/6).

Menkes mengatakan, penggunaan teknologi AI di bidang kesehatan setidaknya akan memberikan dukungan kesehatan yang lebih akurat. Hal ini mengingat, di dalam tubuh manusia terdapat lebih dari 30 juta gen, 87 miliar neuron yang mayoritas berada di otak, 300 triliun sel, dan 37 triliun microbiome, yang saling terhubung dan memengaruhi kesehatan manusia.

“Bisa dibayangkan kalau kita menggunakan metode empirik seperti pada umumnya untuk mempelajari ini semua, makanya teknologi AI harus digunakan secara maksimal, lebih dari bermain catur atau bahkan bahasa program ChatGPT, untuk mengetahui bagaimana sistem tubuh bekerja secara ilmiah,” tutur Menkes.

Melalui analisis menyeluruh dari kecerdasan buatan tersebut, kata Menkes, hasilnya dapat digunakan untuk membantu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang tepat kepada seluruh pasien.

Baca Juga: Kemenkes Perkuat Layanan Kesehatan RSUD Ainun Gorontalo

Menkes mengungkapkan peran lain dari teknologi AI, yaitu mengubah cara kerja kedokteran dan membantu dokter dalam mendeteksi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dengan lebih mudah, cepat, dan presisi.

“Sebelumnya, dokter deteksi penyakit jantung menggunakan stetoskop, mendengarkan detak jantungnya lalu didiagnosis menderita jantung. Menurut saya ini tidak ilmiah bagaimana mungkin dokter tahu kalau itu penyakit jantung hanya dari suaranya,” tanya Menkes.

Kemudian, teknologi berkembang dengan adanya elektrokardiografi untuk mengetahui pergerakan grafiknya. Lalu, berkembang lagi dengan kemunculan teknologi CT Scan yang bisa mendeteksi penyakit jantung dengan melakukan scan pada dada. Yang terbaru, ada pemeriksaan gen untuk mengetahui mutasi gen dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

“Yang ingin saya katakan adalah, (teknologi AI) ini akan mengubah sektor kesehatan secara besar-besaran,” kata Menkes.

Kendati demikian, Menkes menjelaskan bahwa pemanfaatan AI di bidang kesehatan sebenarnya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sebelumnya, pemerintah telah menggunakan teknologi WhatsApp untuk menyediakan layanan telemedicine saat pandemi COVID-19, dan menyediakan layanan internet untuk puskesmas di daerah terpencil menggunakan teknologi Starlink.

Baca Juga: Kemenkes Luncurkan Sertifikat dan Notifikasi Imunisasi Digital di Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2024

“Ke depan saya berharap Google bisa membantu pemerintah untuk menyediakan layanan geotagging sehingga bisa membantu memetakan penyakit di daerah. Dengan begitu, saya percaya teknologi AI akan mengubah sektor kesehatan secara besar-besaran,” terang Menkes.

Direktur Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam mengungkapkan bahwa Google berkomitmen penuh membantu Pemerintah Indonesia memaksimalkan digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia.

“Mulai bulan lalu, Google berkolaborasi dengan Kemenkes untuk menerapkan AI dalam pelayanan kesehatan seperti kemungkinan penerapan generatif AI dalam platform SATUSEHAT,” ucapnya.

Dukungan tersebut sejalan dengan cetak biru Pemerintah Indonesia untuk transformasi digital dan inisiatif visi Indonesia digital tahun 2045.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *