Makkah, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemenag RI, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah mengimbau jemaah haji Indonesia untuk dapat memperbanyak manasik setibanya di kota kelahiran nabi ini. Manasik menjadi kunci agar jemaah dapat memiliki ilmu guna mencapai haji mabrur.
Hal ini disampaikan Kepala Daker Makkah Khalilurrahman usai bertemu jemaah haji asal embarkasi Surabaya (SUB) di kawasan Misfalah, Makkah. “Mengingat puncak haji masih jauh, masih sekitar dua sampai tiga minggu lagi, maka kami mengimbau agar jemaah bisa aktif mengikuti bimbingan manasik haji di hotel pemondokan,” pesan Khalil.
“Mengapa demikian? Karena (manasik) adalah modal mendapat haji mabrur, perlu mengetahui ilmunya. Karena orang yang beribadah tanpa ilmu, ibadahnya tertolak,” tegasnya.
Dalam rangka pembinaan jemaah haji, Daker Makkah juga telah menyiapkan para konsultan dan pembimbing ibadah untuk menyampaikan materi manasik ke seluruh sektor.
Baca Juga: Kemenag & DPR Bahas Sinkronisasi Program dan Anggaran dengan Misi Pemerintah 2025
Kedua, Khalilurrahman meminta jemaah untuk menjaga kondisi fisik. Salah satunya dengan membatasi pelaksanaan ziarah dan umrah sunnah. “Karena puncak haji masih lama, agar jemaah haji tidak melaksanakan ziarah yang itu di luar kota perhajian,” pesan Khalil.
“Jemaah haji fokus menjaga kesehatan sebelum puncak haji. Utamakan kesehatan jiwa agar bisa melaksanakan haji sehat walafiat dan menjadi haji mabrur,” sambungnya.
Ia juga mengimbau, di tengah cuaca panas yang melanda kota Makkah, jemaah cukup beribadah di hotel masing-masing saja. “Cuaca panas (di Makkah) bisa mencapai 45 derajat bahkan 50 derajat di puncak haji, maka kami menghimbau tetap mereka melaksanakan ibadah fardhu cukup di masjid di hotel tempat pemondokan,” kata Khalil.
“Jemaah jangan memaksakan diri shalat di masjidil haram. Keselamatan jemaah harus diutamakan jangan hanya mengikuti keinginan dan perasaan,” tandasnya.***