Tiga Dekade Muspen, Kominfo Terus Lakukan Revitalisasi

Museum Penerbangan (Foto: Kominfo RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari Laman Kominfo RI, Museum Penerangan telah memasuki usia 30 tahun sejak diresmikan pada tanggal 20 April 1993. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong menyatakan selama tiga dekade ini Kementerian Kominfo terus melakukan revitalisasi dan pembaruan agar Museum Penerangan menarik lebih banyak pengunjung.

“Tiga dekade ini menandai perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Museum Penerangan, pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh Museum Penerangan sejak 1993 sampai 2023,” tuturnya usai menghadiri perayaan HUT ke-30 Museum Penerangan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (29/04/2023)

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Ditjen IKP Kementerian Kominfo, Museum Penerangan baru saja dilakukan revitalisasi yang lebih modern. Menurut Dirjen Usman Kansong, revitalisasi tersebut untuk menghilangkan kesan bahwa segala sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna akan dimuseumkan.

“Jadi kita modernisasi, kita revitalisasi untuk juga menarik pengunjung yang lebih banyak lagi. Karena tiga dekade ini juga menandai gagasan-gagasan, terobosan-terobosan yang akan kita lakukan. Antara lain adalah menyeleksi koleksi-koleksi yang ada di Museum Penerangan,” ujarnya.

Dirjen IKP Kementerian Kominfo menjelaskan berbagai koleksi unggulan yang bernilai dan bermakna akan dikurasi dan dipamerkan. Selain itu, akan ada sirkulasi koleksi benda- benda berharga dalam museum. 

Baca Juga: Diskominfotik Kota Blitar Raih Penghargaan Dari BPS

“Jadi ada koleksi-koleksi yang mungkin nanti ditampilkan sebulan dan berganti lagi sebulan dengan yang lain. Sehingga ada sirkulasi untuk menarik lagi para pengunjung, supaya orang mau berkunjung berkali-kali ke museum kita ini,” jelasnya.

Tidak saja melakukan sirkulasi, Dirjen IKP Kominfo juga akan menginisiasi program untuk Museum Penerangan berpameran di luar seperti menghampiri pengunjung ke ruang-ruang publik.

“Seperti ke mall, ke bandara ataupun tempat-tempat lain. Selama ini kita cenderung menunggu, tapi tahun depan kita yang menghampiri yang mungkin dalam setahun bisa tiga kali dulu, nanti kemudian syukur bisa sebulan sekali kita bisa berpameran di luar. Tentu saja tidak seluruhnya, hanya koleksi-koleksi unggulan yang akan kita tampilkan,” jelasnya.

Menurut Dirjen Usman Kansong, tiga dekade Museum Penerangan juga menandai akan dibangunnya narasi dari museum maupun koleksi yang dimiliki.

“Salah satunya saya punya gagasan, tetapi ini tentu akan kita lihat regulasinya. Bagaimana di Museum Penerangan ini ada semacam tokoh ataupun semacam pojok souvenir yang isinya nanti bisa buku tentang Museum Penerangan, tentang koleksi-koleksinya, yang bisa dibeli oleh masyarakat, atau miniatur-miniatur dari koleksi kita yang unggulan,” ujarnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *