Tinjau Lahan Kering di Pati, Wamentan Sudaryono Berikan Solusi Ketersediaan Air Bagi Petani

Wamentan, Sudaryono melakukan kunjungan kerja ke Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Foto: Kementan RI)

Pati, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementan RI, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono melakukan kunjungan kerja ke Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Jumat (4/10/2024). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kondisi lahan pertanian yang terdampak kekeringan parah akibat cuaca ekstrim el nino, sekaligus memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi para petani.

Dalam kunjungan tersebut, Wamentan Sudaryono mengunjungi dua lokasi, yakni kawasan persawahan yang sudah memiliki embung dan kawasan tandus yang belum memiliki akses air memadai.

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menekankan pentingnya ketersediaan air bagi sektor pertanian.

“Lahan pertanian adalah fondasi utama perekonomian Indonesia, terutama di Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Tantangan seperti perubahan iklim dan keterbatasan akses air menjadi fokus utama pemerintah saat ini,” ujarnya.

Wamentan Sudaryono menyampaikan, pemerintah saat ini tengah memprioritaskan program-program untuk menjamin ketersediaan air sepanjang tahun, khususnya di wilayah rawan kekeringan. Salah satu program unggulan tersebut adalah pembangunan embung dan saluran irigasi di desa-desa.

Baca Juga: Wamentan Sudaryono: Hari Kesaktian Pancasila Momentum Kita Layani Petani Sepenuh Hati

Wamentan Sudaryono menyampaikan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan lahan pertanian mendapatkan akses air yang mencukupi.

“Dengan adanya embung (bangunan berbentuk kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan, air limpasan, atau air rembesan), para petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Wamentan Sudaryono yang juga seorang anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah.

Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret untuk mengatasi masalah kekeringan yang sering dihadapi petani dan upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Wamentan Sudaryono juga menargetkan perluasan area tanam padi di seluruh Indonesia menjadi 1,2 juta hektare pada bulan Oktober 2024, dengan Pati, Kudus, Demak, Jepara, dan Grobogan sebagai daerah sentra produksi beras.

“Kalau kita bicara swasembada pangan, masyarakat harus aktif menanam. Kita ingin agar semua petani mulai melakukan aktivitas menanam padi di lahan yang dekat dengan perairan,” sambungnya.

Baca Juga: Mentan Amran Terjunkan Ribuan Generasi Muda Bangun Cluster Pertanian Modern

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Niken Tri Meiningrum, menyampaikan bahwa perluasan area tanam dapat berdampak positif, khususnya di Kabupaten Pati.

Ia menambahkan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan capaian produksi padi dengan cara meningkatkan ketersediaan air irigasi melalui pompanisasi dan irigasi perpompaan untuk percepatan olah tanah dan tanam.

“Perluasan area tanam padi perlu mendapatkan intervensi khusus, karena berpengaruh terhadap stabilitas keamanan pangan,” tuturnya.

Salah satu petani, Slamet Raharjo, mengungkapkan dampak kekeringan yang dialami para petani, termasuk harus membeli air tangki untuk mengairi lahan sawah. “Satu kotak bisa memerlukan hingga 10 tangki air, sedangkan hasil panen hanya 10 sak,” keluhnya.

Ia berharap embung yang direncanakan dapat membantu mengatasi masalah pengairan di masa depan.

Baca Juga: Wujudkan Pertanian Tepadu, Wamentan Sudaryono Gandeng PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa

“Dengan adanya embung ini, kami berharap tidak akan mengalami kesulitan seperti tahun-tahun sebelumnya,” tandasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *