Blitar, serayunusantara.com – Suasana di sekitar Pasar Legi, Kota Blitar, terlihat semakin semarak menjelang akhir pekan.
Deretan pedagang bunga memenuhi area trotoar dan sisi jalan di sekitar pasar. Mereka menjajakan beragam jenis bunga yang biasa digunakan masyarakat untuk kegiatan nyekar atau ziarah ke makam keluarga.
Bunga mawar merah, mawar putih, melati, kenanga, hingga pandan menjadi pilihan utama pembeli. Warna-warna cerah bunga yang tersusun rapi di tampah bambu menambah keindahan pemandangan di sekitar pasar tradisional tersebut.
Aroma wangi bunga yang khas pun menyeruak, menciptakan suasana yang tenang dan khidmat di tengah hiruk-pikuk aktivitas jual beli.
Baca Juga: Green Park Blitar Jadi Pusat Rekreasi Keluarga dan Kebugaran Warga
Siti (45), salah satu pedagang bunga di kawasan itu, mengaku sudah lebih dari sepuluh tahun berjualan di sekitar Pasar Legi.
Ia menuturkan, penjualan bunga biasanya meningkat tajam menjelang hari-hari tertentu, seperti Jumat Legi, menjelang Ramadan, Idul Fitri, dan peringatan Maulid Nabi.
“Kalau menjelang hari-hari besar, pembeli bisa dua kali lipat dari biasanya. Banyak yang beli bunga campur untuk nyekar ke makam keluarga,” ujarnya.
Tradisi nyekar sendiri sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Blitar. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, kegiatan ini juga dianggap sebagai wujud rasa syukur dan doa bagi mereka yang telah tiada.
Tak heran jika permintaan bunga selalu meningkat, terutama pada momentum-momentum keagamaan dan budaya.
Selain para pedagang bunga, suasana ramai juga dirasakan oleh pedagang di sekitar pasar lainnya. Aktivitas jual beli bunga turut menggerakkan roda ekonomi kecil masyarakat, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidup dari perdagangan musiman. (Ke/serayu)








