Blitar, serayunusantara.com — Tumbler, atau botol minum portabel yang dapat digunakan berulang kali, telah bertransformasi dari sekadar wadah air minum menjadi sebuah fashion statement dan simbol kesadaran lingkungan.
Di Blitar, penggunaan tumbler kini menjadi tren di kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran, seiring meningkatnya kampanye pengurangan sampah plastik.
Kepopuleran tumbler didukung oleh berbagai inovasi.
Desainnya kini beragam, mulai dari yang berbahan stainless steel (yang mampu menjaga suhu panas atau dingin selama berjam-jam), hingga yang berbahan plastik daur ulang dengan desain yang estetis.
Selain itu, banyak gerai kopi dan minuman yang menawarkan diskon khusus bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri, semakin mendorong kebiasaan ramah lingkungan ini.
Baca Juga: Kotak P3K Wajib Ada, Kesiapan Peralatan Medis Jadi Prioritas Utama Keamanan Futsal
Seorang aktivis lingkungan muda di Blitar, Maya Septiani (23), mengatakan bahwa setiap tumbler memiliki makna yang dalam.
“Membawa tumbler adalah aksi nyata. Kita mengurangi ratusan botol plastik sekali pakai per tahun. Ini adalah cara termudah dan termurah untuk berkontribusi pada lingkungan. Selain itu, ini juga mendorong kita untuk minum lebih banyak air, jadi sehat ganda,” jelas Maya.
Fenomena tumbler menunjukkan pergeseran perilaku konsumsi masyarakat menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Tumbler kini tidak hanya berfungsi menjaga hidrasi, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas personal yang peduli terhadap kelestarian bumi. (Fis/Serayu)







