Wali Kota Kediri Buka Workshop Bahasa Isyarat bagi Tenaga Kesehatan

Kediri, serayunusantara.com – Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, resmi membuka Workshop Keterampilan Dasar Bahasa Isyarat bagi penyandang disabilitas tuli yang ditujukan kepada tenaga kesehatan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Kota Kediri.

Kegiatan tersebut digelar di Ballroom Lotus Garden, Rabu (30/07/2025), dengan menghadirkan narasumber dari DPD Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan bahwa kesehatan adalah hak dasar bagi semua warga, termasuk penyandang disabilitas. Menurutnya, komunikasi yang efektif antara tenaga medis dan pasien sangat penting demi menghindari kesalahpahaman dalam proses diagnosa dan pengobatan.

“Fasyankes harus mampu membangun komunikasi yang tepat dengan semua pasien, termasuk teman-teman tuli. Ini penting agar penanganan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan,” ujar Vinanda.

Ia juga mengakui bahwa selama ini masih ada hambatan komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien tuli, lantaran belum banyak tenaga medis yang menguasai bahasa isyarat. Hal ini kerap membuat penyandang disabilitas merasa ragu mendatangi layanan publik yang belum ramah terhadap mereka.

Melalui pelatihan ini, Pemkot Kediri menunjukkan komitmen untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih inklusif dan bebas diskriminasi, sejalan dengan program Sapta Cita ke-6 tentang Pemerintahan Cepat dan Tepat. Sebelumnya, Pemkot juga telah menggelar pelatihan etika pelayanan bagi petugas yang menangani kelompok rentan dan penyandang disabilitas.

Baca Juga: Wali Kota Kediri Lepas 18 Calon Siswa Sekolah Rakyat Menuju SRMP 14 Kota Batu

“Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan publik, terutama untuk kelompok rentan. Ini sejalan dengan misi Kota Kediri sebagai kota yang ramah disabilitas,” tambahnya.

Vinanda juga berpesan agar peserta workshop membagikan ilmu yang didapat kepada rekan sejawat dan mulai mempraktikkannya saat menangani pasien tuli. Ia juga mendorong penyebaran nilai-nilai inklusivitas ini melalui media sosial, guna membangun kepercayaan diri penyandang disabilitas dalam mengakses layanan kesehatan.

“Saya tadi tanya, ternyata banyak peserta belum bisa bahasa isyarat. Ini menjadi tantangan yang harus kita jawab bersama. Selamat belajar, semoga ikhtiar ini membawa manfaat luas bagi masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Muhammad Fajri Mubasysyir, menjelaskan bahwa workshop ini diikuti oleh 150 tenaga kesehatan dari berbagai fasilitas kesehatan seperti rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik utama dan pratama, laboratorium kesehatan daerah, hingga jajaran dinas kesehatan. Ia menyebutkan, kegiatan serupa juga telah digelar pada tahun sebelumnya, yang diikuti oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas.

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua DPD GERKATIN Jawa Timur Maskurun, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Kediri, serta sejumlah undangan lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *