“Dari awal Saya memang berjuang untuk satu hal yaitu merealisasikan amanah Presiden RI Pabowo Subianto dalam musim haji 2024 M. Bahwa amanah Beliau adalah pelayanan yang lebih baik dan ongkos haji yang lebih murah,” kata Romo Muhammad Syafi’i, di Bandara Soekarno Hatta, Minggu (12/1/2025).
“Ada yang meragukan dengan turunnya ongkos haji akan terjadi pula penurunan pelayanan. Karena ada istilah ada harga ada barang. Tapi saya justeru melihat sebaliknya, apa itu? asumsi dana efisiensi yang cukup besar, itu menunjukkan bahwa ongkos haji masih bisa diefisiensikan dan diefektifkan,” sambung Wamenag Romo Muhammad Syafi’i.
Apa itu dana efisiensi? lanjut Wamenag Romo Muhammad Syafi’I menjelaskan bahwa dana efisiensi adalah selisih antara jumlah harga yang di dalam kontrak dengan harga yang sebenarnya yang dibayarkan jemaah. Pada 2023, dana efisiensinya lebih Rp 1 Trilliun. Pada 2024, dana efisiensi lebih Rp 600 Milliar. Inilah faktanya, bahwa diperlukan kejelian dan kecermatan, agar perencanaan tepat sasaran.
Baca Juga: Menag Minta Tokoh Agama Tidak Mudah Terprovokasi, Kerukunan Umat Kunci Keutuhan NKRI
“Itulah kenapa Saya mengatakan penurunan ongkos haji itu sebuah keniscayaan. Faktor lain yang membuat ongkos haji turun adalah dengan makin banyaknya perusahaan yang menawarkan jasa. Ini artinya, ketika ada permintaan yang besar otomatis harga kompetitif,” kata Wamenag Romo Muhammad Syafi’i.
Wamenag Romo Muhammad Syafi’i juga menjelaskan bahwa pihaknya akan melihat dan belajar dari sukses story para pemberi jasa layanan selama memberikan pelayanan kepada Jemaah haji.
“Kita belajar dari sukses story mereka dalam melayani haji di negara lain. Masih ada hal lain yakni pajak yang cukup tinggi, lalu hotel-hotel sudah dikontrak, dan posisi Armuzna yang sudah disetujui, serta katering-katering yang kemaren berhasil kita turunkan. Saat ini, kita mau verifikasi terakhir, agar benar-benar pelayan kepada jemaah maksimal,” jelas Wamenag Romo Muhammad Syafi’i.
Wamenag Romo Muhammad Syafi’i menerangkan bahwa selama di Saudi Arabia akan bertemu otoritas bandara, baik di Jeddah maupun Madinah. Bahkan, lanjut Wamenag, bila perlu dengan Walikota dan Menteri Haji. Sehingga ada kesamaan pemahamann dan tindakan dalam melayani Jemaah haji Indonesia.
Baca Juga: Wamenag: Digitalisasi Pesantren Harus, Tapi Jangan Sampai Hilangkan Kekhasannya
“Saya baru pertama kali melayani sebagai pejabat Kemenag. Saya perlu pahami fakta di lapangan. Semoga perjalanan ini menambah informasi, sebagai bahan untuk mengambil kebijakan yang lebih baik untuk umat dan masyarakat,” tandas Wamenag Romo Muhammad Syafi’i.***