Wamentan Sudaryono menghadiri peresmian pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian tepadu di Tasikmalaya. (Foto: Kementan RI)
Tasikmalaya, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementan RI, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menghadiri peresmian pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian tepadu di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya, Kamis, 26 September 2024.
Menurut Wamentan Sudaryono, upaya ini merupakan kolaborasi antara PLN dengan Kementerian Pertanian yang rencananya akan dikembangan di daerah lainnya.
“Kita Kementerian Pertanian dan PLN akan perluas kegiatan kita ini di seluruh Indonesia dari 46 pembangkit PLTU kita yang ada di seluruh Indonesia, tentunya untuk pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian tepadu,” kata Wamentan Sudaryono.
Dijelaskan Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini, Kementan dan PLN tengah mengedukasi petani di Indonesia untuk mendayagunakan lahan.
“Maksudnya begini, kalau ada lahan nganggur, bisa ditanami yang lain, silahkan ditanam padi, tanam jagung, tanam tanaman pangan yang lain,” ujarnya.
Baca Juga: Di Depan Wamentan Sudaryono, Australia Komitmen Dukung Program Pertanian Indonesia
Untuk lahan-lahan yang masuk kategori kritis, yang biasa berada di lahan tandus, ia menyarankan berkolaborasi dengan PLN untuk ditanami Indigofera dan Kaliandra.
Menurutnya, dua jenis tanaman tersebut memiliki banyak manfaat, diantaranya lahannya jadi tambah subur, daunnya memiliki kandungan protein, dan kandungan gizinya bagi ternak itu tinggi.
“Tadi disampaikan ternak dari 18 kilo, 3 bulan dikasih makan daun Indigovera tadi naik sampai hampir 40 kilo. Jadi sangat signifikan ya kandungan gizi dari daunnya itu,” imbuh Wamentan Sudaryono yang juga merupakan anak dari seorang petani asal Grobogan Jawa Tengah itu.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara menyampaikan bahwa acara yang digelar merupakan pengembamgan (scale up) yang sudah dirintis tahun lalu.
“Kita melakukan scale up, yang dulunya 30 ribu pohon di 30 hektar, sekarang kita melakukan scale up, nanti 100 ribu pohon di 100 hektar selain itu kita juga nanti bersama dengan Gapoktan dan dengan masyarakat setempat untuk penanaman tumpang sari yang ada di antara tanaman energi ini,” kata Iwan.
Baca Juga: Mentan Bawa Investor Industri Sapi Perah Asal Vietnam Meninjau Lahan di Sulawesi Tengah
Pada kesempatan itu juga, diserahkan 205 ekor kambing sebagai suatu modal awal bagi masyarakat. Tanaman Indigofera menurut Hartanto memberikan kontribusi atau protein yang tinggi sehingga itu disenangi oleh hewan ternak.
“Kita sudah melaksanakan 46 lokasi di seluruh Indonesia dan di tahun depan 52 lokasi akan kita petakan dan akan kita diseminasi seperti sekarang ini sebagai pilot project,” pungkasnya.***