Jatim, serayunusantara.com – Sebanyak 10 perwakilan Palang Merah dari berbagai negara berkunjung ke Banyuwangi untuk mempelajari program kesiapsiagaan gempa (Earthquake Readiness/EQR) yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Delegasi yang hadir antara lain berasal dari Bangladesh Red Crescent Society, German Red Cross, Hong Kong Red Cross, American Red Cross, Palang Merah Indonesia (PMI) pusat, serta Delegasi International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Indonesia.
Selama tiga hari, rombongan melakukan studi lapangan ke sejumlah desa guna melihat langsung implementasi program EQR. “Kunjungan ini menjadi kesempatan bagi PMI Banyuwangi untuk berbagi pengalaman dalam penanganan bencana,” ujar Wakil Bupati sekaligus Ketua PMI Banyuwangi, Mujiono.
Mujiono menjelaskan, Program EQR mulai dijalankan pada 2019–2021 dengan dukungan American Red Cross, berfokus pada wilayah perkotaan.
Kegiatannya mencakup edukasi kebencanaan, pembentukan kelompok siaga berbasis masyarakat (SIBAT), pelatihan penguatan rumah tahan gempa (retrofitting), hingga pembangunan rumah percontohan.
Baca Juga: PMI Banyuwangi Jadi Rujukan Internasional untuk Program Kesiapsiagaan Bencana
Sejak 2023, program tersebut terus dilanjutkan PMI Banyuwangi bersama Pemkab hingga kini, dengan cakupan yang diperluas ke wilayah rawan gempa lainnya.
Perwakilan Bangladesh Red Crescent Society, Mohamed Rezaul Karim, menilai sinergi PMI dan Pemkab Banyuwangi patut dicontoh.
“Kami melihat kolaborasi yang baik antara pemerintah dan PMI. Hal ini sangat inspiratif bagi kami,” ucapnya.
Sementara itu, Shelter Advisor Delegasi IFRC Indonesia, Wahyu Widianto, menambahkan bahwa Banyuwangi dipilih karena dinilai berhasil menjalankan program yang bisa menjadi rujukan internasional.
“Ada banyak hal baik yang bisa dipelajari dari Banyuwangi,” katanya. (Serayu)









