1. Kedaulatan di Tangan Komunitas (Bukan Korporasi) Buku ini menekankan bahwa “Reset” berarti mengembalikan kontrol sumber daya alam—seperti benih, pupuk, dan lahan—kepada komunitas lokal dan petani.
Bukan membiarkannya dikuasai oleh segelintir korporasi besar melalui skema industri yang mengikat.
2. Transisi Energi yang Berkeadilan Bukan hanya soal pindah ke energi terbarukan, tapi tentang bagaimana energi tersebut dikelola.
Reset Indonesia mendorong kemandirian energi berbasis warga yang ramah lingkungan, bukan proyek ekstraktif yang justru merusak ruang hidup masyarakat pesisir dan desa.
3. Melawan Paradigma Pertumbuhan Semu Pembangunan tidak boleh hanya diukur dari angka PDB atau pertumbuhan ekonomi di atas kertas.
Penataan ulang harus memprioritaskan indeks kebahagiaan, kesehatan ekosistem, dan pemerataan kesejahteraan yang dirasakan langsung oleh rakyat kecil.
4. Menempatkan Nelayan sebagai Penjaga Kedaulatan Laut Mengubah cara pandang negara yang melihat laut sebagai objek eksploitasi.
Reset Indonesia memposisikan nelayan tradisional sebagai aktor utama penjaga laut, sehingga kebijakan pesisir harus melindungi ruang tangkap mereka dari ancaman tambang dan investasi besar yang merusak.
5. Politik Akar Rumput (Demokrasi dari Bawah) Buku ini mengajak kita untuk mereset cara berpolitik.
Perubahan besar tidak selalu datang dari atas, melainkan dari konsolidasi gagasan dan gerakan literasi di tingkat lokal (seperti yang dilakukan di Blitar).
Untuk menuntut kebijakan publik yang lebih transparan dan berpihak pada warga.
Penulis: Reyda Hafis













