Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran resmi KKP di Jakarta. (Foto: KKP RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman KKP RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap mendukung implementasi ASEAN Blue Economy Framework yang resmi diadopsi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta pada 5-7 September 2023.
Dengan diadopsinya dokumen ASEAN Blue Economy Framework, negara-negara ASEAN berkomitmen terhadap kerja sama regional mengenai pendekatan ekonomi biru sebagai penggerak ekonomi di masa depan. Selain itu juga menjadikan blue economy sebagai sumber baru pembangunan ekonomi berkelanjutan negara anggota ASEAN.
“Diadopsinya dokumen kerangka kerja ekonomi biru ASEAN patut diapresiasi dan kami siap mendukung implementasinya di sektor kelautan dan perikanan,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran resmi KKP di Jakarta.
Menteri Trenggono menerangkan pihaknya memiliki program Ekonomi Biru KKP yang telah dijalankan di tingkat nasional, yang sejalan dengan Kerangka Ekonomi Biru ASEAN, diantaranya kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, program Kampung Nelayan Maju, hingga gerakan nasional bersih-bersih sampah laut yakni Bulan Cinta Laut yang aktif dilakukan sejak tahun 2021.
Baca Juga: KKP Kawal Ekspor Hasil Perikanan Ke Arab Saudi
Menteri Trenggono berharap, dengan diadopsinya Kerangka Ekonomi Biru ASEAN, kerja sama negara-negara anggota bisa semakin kuat, khususnya di sektor kelautan dan perikanan. Trenggono juga menyampaikan bahwa banyak tantangan di sektor tersebut yang penyelesaiannya memerlukan kesamaan pandangan dan sinergi di tingkat regional.
“Dengan adanya Kerangka Ekonomi Biru ASEAN, kami harapkan kerja sama regional di bidang perikanan bisa terus ditingkatkan. Persoalan seperti IUU Fishing, sampah laut, hambatan perdagangan perikanan yang kaitannya dengan tarif, dan tantangan-tangan lain di sektor kelautan dan perikanan bisa diurai bersama,” bebernya.
Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN fokus pada sektor laut dan perairan darat sebagai penggerak ekonomi, serta mendorong upaya peningkatan kesehatan laut. Kerangka ini juga mencakup pengelolaam hulu dan hilir, yang berfungsi sebagai akselerator sektor kelautan mencakup perikanan tangkap, budidaya, pengolahan ikan, dan pariwisata. Selain itu sebagai katalisator bagi sektor-sektor baru seperti energi terbarukan, bioteknologi, penelitian dan pendidikan serta sektor-sektor baru lainnya dari sumber daya perairan.
Terdapat tiga strategi yang diusung dalam Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN, yakni Blue Conservation Management yang kaitannya dengan aspek lingkungan dan sosial. Kemudian Blue Science, Technology and Innovation untuk mendukung pemanfaatan teknologi terhadap sektor-sektor terkait ekonomi biru. Lalu Blue Priority Sectors yang kaitannya dengan peningkatan potensi ekonomi biru nasional, serta mendorong terciptanya mekanisme pembiayaan biru yang berkelanjutan.***