Pengecekan gula darah dan kolesterol di Dinkes Kota Malang (Foto: Pemkot Malang)
Blimbing, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkot Malang, Dalam Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat ada 17.010 terduga tuberkulosis. Sementara kasus tuberkulosis yang ditemukan oleh Puskesmas di Kota Malang terdapat 565 kasus, 1.632 kasus di rumah sakit, dan 19 kasus di lembaga pemasyarakatan.
Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, TBC masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Diperkirakan jumlah orang terdiagnosis TBC tahun 2021 secara global sebanyak 10,6 juta kasus. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 600.000 kasus dari tahun 2020 yang diperkirakan 10 juta kasus.
Sementara itu, Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia setelah India, kemudian diikuti oleh China. Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik.
Kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus. Angka ini naik 17 persen dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus. Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk. Hal ini artinya bahwa ada 354 orang di antara 100.000 orang di Indonesia menderita TBC. Persoalan ini yang harus dituntaskan demi merealisasikan target eliminasi TBC di tahun 2030 mendatang.
Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Dorong ASN Wujudkan Birokrasi Kelas Dunia
Menyikapi hal tersebut, Dinkes Kota Malang menggelar Skrining dan Pencegahan TBC Berbasis Masyarakat (STPBM). Kabid P2P (Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinkes Kota Malang Meifta Eti Winindar, S.ST, MM menyampaikan bahwa kegiatan skrining gratis yang diperuntukkan bagi kelompok berisiko tinggi TBC. Kelompok berisiko tinggi yang dimaksud adalah warga Kota Malang yang memiliki faktor resiko (kontak erat dengan pasien TBC) dan sudah diskrinning oleh kader kesehatan sebelumnya.
“Saat ini kami lakukan pemeriksaan rontgen atau X-Ray (menggunakan mobile X-Ray) secara gratis. Tujuannya agar dapat meningkatkan penemuan kasus infeksi TBC secara dini sehingga pasien dapat diobati lebih cepat sebagai upaya memutus mata rantai penularan TBC,” ungkapnya, Jumat (6/10/2023).
Kegiatan skrining ini berlangsung pada 6-15 Oktober 2023 di beberapa titik yang tersebar di seluruh kecamatan. Kegiatan ini juga menjadi langkah kolaboratif Pemkot Malang melalui Dinas Kesehatan dengan melibatkan stakeholder terkait seperti Komunitas Peduli TBC YABHYSA (Yayasan Banu Yasa Sejahtera) serta Klinik Jantung Hasna Medika, FK UMM, dan Lazismu.
Meifta juga menyebutkan bahwa dalam kegiatan ini juga dilakukan skrining penyakit tidak menular. Diketahui bahwa jumlah kasus hipertensi, ISPA, dan diabetes melitus (DM) adalah penyakit tidak menular tertinggi di Kota Malang. “Kami juga lakukan skrinning hipertensi, DM, kolesterol, dan EKG (rekam jantung),” sambungnya.***