Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat hadir dalam Konferensi Energy Transition Conference & Exhibition 2023 yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) di Jakarta, Kamis (19/10). (Foto: Kemenhub RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenhub RI, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi secara masif dengan membangun sejumlah transportasi massal seperti MRT, LRT, dan Kereta Cepat.
“Dalam beberapa tahun ini kami membangun sejumlah transportasi massal seperti MRT, LRT, Kereta Cepat dan lainnya. Itu adalah modal bagi kita untuk secara langsung mengurangi konsumsi bahan bakar fosil di sektor transportasi,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat hadir dalam Konferensi Energy Transition Conference & Exhibition 2023 bertema “Kolaborasi Mewujudkan Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060″ yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) di Jakarta, Kamis (19/10).
Menhub menjelaskan, pembangunan transportasi massal menjadi keharusan untuk dilakukan meski proses membangunnya tidak mudah. “Proses pembelajaran dalam membangun transportasi massal harus dilakukan. Memang masih ada kekurangan tetapi terus kita lakukan perbaikan. Dan pembelajaran ini sudah dibuktikan bahwa LRT diminati oleh negara lain, salah satunya Malaysia dengan kontraktor dari Indonesia,” ucap Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengajak seluruh anggota DEN dan stakeholder terkait untuk aktif mempromosikan penggunaan transportasi massal kepada masyarakat luas. “Para pendekar energi juga harus turut mencontohkan. Misalnya kalau mau ke Bandung jangan naik kendaraan pribadi, tapi naik Whoosh (Kereta Cepat),” tuturnya.
Baca Juga: Menhub Ajak Pemda di Jabar Aktif Sosialisasikan Kesiapan Bandara Kertajati
Selain membangun transportasi massal, penggunaan energi terbarukan di sektor transportasi juga dilakukan dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik dan membangun ekosistemnya. Menhub mendorong inisiatif kerjasama Dewan Energi Nasional untuk berkolaborasi dengan akademisi universitas melakukan penelitian dan inovasi tentang penggunaan energi terbarukan yang hasilnya sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
“Beberapa waktu yang lalu, penelitian dan inovasi oleh akademisi maupun mahasiswa universitas ter-hilirisasi dengan baik sehingga produk yang dihasilkan dapat sesuai kebutuhan masyarakat, ” kata Menhub.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2022, sejak tahun 2013 sektor transportasi menjadi pengguna energi terbesar, yang diikuti oleh sektor industri, sektor rumah tangga, dan kemudian sektor komersial.
Pada tahun 2022, sektor transportasi mengkonsumsi 429 juta BOE (Barrel Oil Equivalent) dari total konsumsi energi final sebesar 1.114 juta BOE, sehingga sektor transportasi mengkonsumsi energi sebesar 39% dari total energi final.
Baca Juga: Luncurkan Aplikasi Mobile, Menhub: Masyarakat Makin Mudah Beli Tiket Kereta Cepat Whoosh
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2030 sebagaimana telah tertuang di dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dan mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.
Turut hadir pada kegiatan tersebut para anggota Dewan Energi Nasional sektor pemerintah dan para pemangku kepentingan di bidang energi nasional.***