KKP Evaluasi Pertumbuhan Mangrove di Banten

KKP melalui BPPSDM KP menyelenggarakan kegiatan penelitian terapan dan pengabdian masyarakat tahun 2023 dengan fokus utama mengevaluasi pertumbuhan mangrove di Banten. (Foto: KKP RI)

Tangerang, serayunusantara.com – Melansir dari laman KKP RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Simber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) menyelenggarakan kegiatan penelitian terapan (litrap) dan pengabdian masyarakat tahun 2023 dengan fokus utama mengevaluasi pertumbuhan mangrove di Banten.

Bertajuk ‘Evaluasi Pertumbuhan Mangrove’ di Desa Ketapang, Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, kegiatan litrap dan pengabdian masyarakat ini juga merupakan bagian dari proses pendidikan di Politeknik AUP yang diarahkan berkesinambungan mendukung program Ekonomi Biru, khususnya dalam hal perluasan wilayah kawasan konservasi dengan target 30 persen dari luas wilayah perairan Indonesia.

“Mangrove adalah tumbuhan yang unik karena bisa hidup di antara lokasi darat dan laut. Oleh karena itu mangrove membutuhkan cara budidaya dan perawatan yang tepat. Tema litrap evaluasi pertumbuhan mangrove ini juga sangat penting agar kita dapat memahami dan mengetahui cara yang paling tepat dalam melakukan pembibitan, penanaman serta pemantauan mangrove di wilayah ini,” terang Ani Leilani, Direktur Politeknik AUP.

Pada kegiatan litrap dan pengabdian masyarakat turut dilaksanakan penghitungan tingkat keberhasilan penanaman mangrove, serta dilakukan analisa atas faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan mangrove spesies Rhizopora Apiculata, Rhizopora Mucronata, Rhizopora Stylosa, dan Avicenia Marina pada 10 area di Kawasan Mangrove Desa Ketapang.

Baca Juga: KKP Ajak Gen-Z Surabaya Lestarikan Biota Laut dan Ekosistemnya

Adapun beberapa paramater yang dianalisa dan diuji antara lain persentase tumbuh tanaman, diameter dan tinggi batang, riap, kesehatan mangrove, serta kondisi kualitas lingkungan meliputi parameter fisika dan kimia substrat.

Ani pun menyampaikan rasa bangga melihat antusisme warga Desa Ketapang yang menyambut positif kegiatan yang diselenggarakan oleh civitas akademika Politeknik AUP. “Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan litrap dan pengabdian masyarakat oleh Politeknik AUP di Desa Ketapang tidak hanya memberikan informasi dasar keberhasilan upaya rehabilitasi Mangrove namun juga mendukung keberlangsungan Kawasan Mangrove Desa Ketapang sebagai lokasi Eduwisata yang membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Manajer BUMD Ketapang Urban Aquaculture yang mengelola kawasan Mangrove di Desa Ketapang, Hadiyat, mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih kepada Politeknik AUP yang telah mendukung keberlangsungan Kawasan Mangrove Desa Ketapang sebagai lokasi Eduwisata.

Hal senada disampaikan Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang sebagai mitra litrap Politeknik AUP, diwakili oleh Hari Mahardika, disampaikan bahwa penanaman mangrove di Mauk, Tangerang, berdampak positif terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Baca Juga: KKP Hentikan Aktivitas Pengerukan Pasir di Perairan Jakarta

“Kami sangat berharap kegiatan litrap serupa dapat secara konsisten dilanjutkan oleh Politeknik AUP, sehingga tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam, namun juga membantu Pemkab Tangerang dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait pengelolaan mangrove di Kabupaten Tangerang,” ucap Hari.

Kawasan Mangrove Desa Ketapang sendiri telah dikembangkan sebagai contoh sukses pengembangan kawasan pesisir sejak tahun 2015. Kawasan Mangrove ini selain menawarkan udara segar dan panorama yang indah, juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk dapat ikut belajar menanam, memelihara, dan mengetahui manfaat mangrove sebagai salah satu pilar ketahanan ekonomi biru.

Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari litrap dan pengabdian masyarakat ‘Evaluasi Pertumbuhan Mangrove’ di Desa Ketapang, Mauk, Kabupaten Tangerang – Banten ini, hasil penelitian nantinya akan diterbitkan sebagai publikasi dalam jurnal ilmiah terakreditasi atau jurnal ilmiah bereputasi internasional.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *