Menkeu Sri Mulyani Indrawati pada acara 12th Annual International Forum for Economic Development yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu di Nusa Dua, Bali pada Rabu, (6/12). (Foto: Kemenkeu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Perekonomian global saat ini telah berkembang menjadi lansekap yang sangat kompleks. Berbagai fragmentasi seperti peningkatan tensi geopolitik dan blok-blok regional menjadi faktor penting dalam merumuskan kembali kebijakan fiskal untuk mengatasi situasi tersebut.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun memaparkan peran penting kebijakan fiskal dalam meredam dampak fragmentasi global sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid. Hal itu ia sampaikan pada acara 12th Annual International Forum for Economic Development (AIFED) yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Nusa Dua, Bali pada Rabu, (6/12).
“Kebijakan fiskal kita selalu berada di garis depan dan menjadi instrumen strategis yang paling penting dalam mengelola begitu banyak guncangan baik dari global maupun domestik. Dengan respons kebijakan fiskal yang hati-hati, fleksibel dan tepat waktu, kita dapat terus menstabilkan perekonomian dan pada saat yang sama juga menjaga keberlanjutan fiskal,” ujar Menkeu dalam keynote speechnya.
Ia melanjutkan, konsolidasi fiskal Indonesia sangat kuat bahkan setelah melewati masa-masa pandemi. Menkeu menyebut saat ini keseimbangan fiskal Indonesia relatif lebih baik dibandingkan beberapa negara maju dan negara berkembang lainnya.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Bertemu Bilateral dengan Menkeu UAE, Ini yang Dibahas
“Ini menjadi fondasi yang harus dipertahankan. Karena berbagai gejolak bisa terjadi dalam waktu dekat ataupun di masa mendatang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Menkeu menggaris bawahi agar kebijakan fiskal dapat dirumuskan untuk mengatasi berbagai guncangan jangka pendek maupun jangka panjang dan sekaligus mendukung perjalanan Indonesia menuju negara berpendapatan tinggi.
Menkeu pun menjelaskan bahwa kebijakan fiskal harus mampu seimbang dalam merespon gejolak yang seringkali terjadi dalam waktu singkat tapi sangat berdampak pada stabilitas. Kebijakan tersebut dirancang tanpa menghilangkan fokus pada pembangunan fondasi jangka panjang, yaitu pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, dan kualitas institusi.
“Banyak hal yang sudah kita lakukan, namun dalam perhelatan ini saya berharap kita bisa terus mengkritisi diri sendiri, mencermati pencapaian kita sendiri, dan kekurangan pencapaian agar kita bisa terus berkembang dan membuat kemajuan,” jelas Menkeu.
Baca Juga: Menteri Keuangan Ungkap Kontribusi Indonesia pada Voluntary Carbon Market (VCM)
Di akhir paparannya, Menkeu mendorong para teknokrat yang hadir, khususnya generasi muda, untuk berkontribusi dalam merumuskan berbagai kebijakan di Indonesia.
“Indonesia terus melanjutkan perjalanannya untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi dan ini bukanlah perjalanan yang mulus dan mudah. Tidak ada seorang pun yang menjanjikan bahwa menjadi negara berpenghasilan tinggi itu akan mudah, namun ini adalah sesuatu yang harus terus kita dukung dengan didukung oleh semua kebijakan yang baik, institusi yang baik, dan juga keberuntungan. Ini sangat penting bagi kita semua,” pungkasnya.***