Kemen PPPA pada acara dialog pertemuan bersama atlet National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Kota Denpasar. (Foto: KemenPPPA RI)
Denpasar, serayunusantara.com – Melansir dari laman KemenPPPA RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendorong pembangunan manusia yang merata dan inklusif menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk kelompok disabilitas. Guna mendukung partisipasi disabilitas untuk dapat berkarya, Kemen PPPA melaksanakan acara dialog pertemuan bersama atlet National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Kota Denpasar.
“Sebuah negara bisa menjadi negara maju karena didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pembangunan kualitas sumber daya manusia harus merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik laki-laki dan perempuan, lansia, anak-anak, maupun disabilitas. Untuk mendukung hal tersebut, Kemen PPPA melakukan dialog dengan rekan-rekan atlet disabilitas perempuan, para pendamping dan pengurus NPCI untuk mendengarkan harapan dan kebutuhan rekan-rekan semua agar dapat mengoptimalkan kemampuan sebagai atlet-atlet yang berprestasi,” ucap Menteri PPPA.
Menteri PPPA menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjalankan program yang inklusif dan berkeadilan bagi kelompok disabilitas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas.
“Kemen PPPA bersama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) telah berkoordinasi untuk dapat memberikan pemenuhan hak bagi kelompok disabilitas melalui asesmen kebutuhan, pemberian bantuan, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dalam memfasilitasi ruang-ruang latihan yang bisa digunakan seperti lapangan dan sarana kebugaran,” tutur Menteri PPPA.
Lebih lanjut, Menteri PPPA juga menyampaikan pentingnya memiliki BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan bagi para atlet disabilitas yang lebih rentan terhadap kecelakaan fisik saat berlatih maupun dalam perjalanan menuju tempat latihan. Diharapkan sinergi dan kolaborasi lintas sektor mulai dari organisasi, pemerintah kota dan pemerintah provinsi bisa terjalin untuk mengawal pemenuhan hak bagi atlet disabilitas tersebut.
Baca Juga: Kemen PPPA Kecam Oknum Guru yang Lakukan Kekerasan Seksual kepada Murid SD di Yogyakarta
Merespon hal tersebut, Walikota Denpasar menyampaikan komitmen Kota Denpasar sebagai kota inklusi melalui dibangunnya sarana dan prasarana yang memfasilitasi kebutuhan disabilitas.
“Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Sosial telah membangun Gedung Graha Nawasena yang memberikan ruang bagi kelompok disabilitas mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) seperti coffee shop dan masas. Selain itu Radio Pemkot Denpasar memberikan kesempatan kepada 6 anak disabilitas yang mampu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat awam tentang hak-hak disabilitas melalui siaran radio. Kami akan terus berkomitmen untuk mengawal kebutuhan kelompok disabilitas, sehingga jika ada yang diperlukan oleh NPCI bisa langsung disampaikan,” tutur Walikota.
Kepala Sentra Mahatmiya Bali Kemensos, Sumarno Sri Wibowo menyampaikan upaya dalam pemenuhan hak disabilitas di Provinsi Bali juga telah dilakukan. Diantaranya membangun pusat kebugaran di Kota Tabanan bagi kelompok disabilitas, memberikan gelang yang mampu membantu penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara, serta memberikan pelatihan kewirausahaan untuk mendorong kemandirian ekonomi mereka.
Ketua NPCI Kota Denpasar, Ketut Gede Rahadi Diana Putra menyampaikan capaian atlet-atlet disabilitas Kota Denpasar yang berpartisipasi di 7 (tujuh) cabang olahraga dan diikuti oleh disabilitas tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita dan tuna daksa. Salah satu atlet saat ini sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan Olimpiade Paris mendatang.
Dialog Menteri PPPA bersama Atlet NPCI dihadiri oleh 18 atlet disabilitas Kota Denpasar, atlet yang menggeluti cabang olahraga atletik, renang, tenis meja dan catur.
Baca Juga: KemenPPPA Optimis 2024, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lebih Maju
Dalam dialog tersebut, para atlet disabilitas menyampaikan harapannya agar bisa berlatih dengan aman dan meningkatkan prestasi. Ni Komang Yuni Lestari menyampaikan perlunya kemudahan akses dalam menjangkau lokasi latihan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Selain itu, Desak Nyoman Pintarrasti turut menyampaikan kebutuhan lokasi latihan yang aman untuk cabang olah raga lempar cakram dan lempar lembing. Semuanya ini diperlukan agar prestasi atlet ini tetap terjaga.***